Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Dunia Jatuh Dipicu Kekhawatiran Permintaan dan Penguatan Dollar

Foto : ANTARA-REUTERS-Lucy Nicholson

Anjungan minyak lepas pantai di Huntington Beach, California, Amerika Serikat.

A   A   A   Pengaturan Font

Calgary - Harga minyak kembali tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (7/9) waktu setempat atau Rabu (8/9) pagi WIB, tertekan oleh dollar AS lebih kuat dan kekhawatiran tentang lemahnya permintaan di Amerika Serikat dan Asia, meskipun penutupan produksi yang sedang berlangsung di Pesisir Teluk AS membatasi kerugian.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober kehilangan 94 sen atau 1,4 persen, menjadi menetap di 68,35 dollar AS per barel dan menyentuh level terendah sesi di 67,64 dollar AS per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 53 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada 71,69 dollar AS per barel setelah jatuh 39 sen sehari sebelumnya.

John Saucer, wakil presiden pasar minyak mentah di Mobius Risk Group di Houston, mengatakan dollar yang lebih kuat dan langkah Arab Saudi pada Minggu (5/9) untuk memangkas harga jual resmi (OSP) Oktober telah menekan minyak mentah.

Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,32 persen menjadi 92,5126 pada akhir perdagangan Selasa (7/9), menyusul kenaikan 0,2 persen di sesi sebelumnya. Dollar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Orang-orang membaca perubahan harga Saudi sebagai tanda memudarnya permintaan Asia dan skala pemotongan lebih besar dari yang diperkirakan," kata Saucer.

Arab Saudi memangkas harga untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia setidaknya 1 dollar AS per barel. Langkah tersebut, sebuah tanda bahwa konsumsi di wilayah pengimpor utama dunia tetap hangat, terjadi ketika penguncian di seluruh Asia untuk memerangi varian Delta dari virus corona telah mengaburkan prospek ekonomi.

Data yang dirilis pada Jumat (3/9) juga menunjukkan ekonomi AS pada Agustus menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan, karena perekrutan di sektor pariwisata dan perhotelan terhenti di tengah kebangkitan infeksi Covid-19.

Namun, harga minyak mendapat dukungan dari indikator ekonomi Tiongkok yang kuat dan berlanjutnya pemadaman pasokan AS akibat Badai Ida.

Impor minyak mentah Tiongkok naik 8,0 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, data bea cukai menunjukkan, sementara ekonomi Tiongkok mendapat dorongan karena ekspor secara tak terduga tumbuh lebih cepat pada Agustus.

Di Teluk Meksiko, sekitar 79 persen dari produksi minyak masih ditutup, atau 1,44 juta barel per hari, regulator AS mengatakan pada Selasa (7/9), lebih dari seminggu setelah dilanda Badai Ida.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top