Harga Gabah Anjlok Bebani Petani
Pembentukan kelembagaan yang mengelola urusan pangan di Indonesia menjadi sangat mendesak, yang mempunyai otoritas dalam menyusun.
JAKARTA - Pemerintah diminta menyelesaikan masalah merosotnya harga gabah dibanding mengimpor beras. Di sejumlah daerah, harga gabah anjlok yang membuat kesejahteraan petani terancam. Keputusan impor hanya menambah parahnya derita petani.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, menuturkan, di Tuban, Jawa Timur, misalnya, harga gabah mencapai 3.700 rupiah per kilogram (kg). Harga tersebut jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah yakni 4.200 rupiah per kg. Begitu juga di beberapa wilayah lainnya, seperti Banyuasin, Aceh, dan Nganjuk, harga di tingkat petani berada di bawah HPP.
"Pemerintah seharusnya berfokus mengatasi hal ini dahulu ketimbang buru-buru merencanakan impor. Impor mengabaikan terhadap situasi pertanian dalam negeri dan akan semakin menekan petani. Saat ini berbagai wilayah di Indonesia akan memasuki masa panen raya," tegas Henry pada Koran Jakarta, Kamis (11/3).
Henry menyatakan rencana impor beras ini masih menunjukkan belum selesainya masalah sinkronisasi, koordinasi, dan berkaitan kelembagaan pengelolaan pangan di Indonesia.
Karena itu, pembentukan kelembagaan yang mengelola urusan pangan di Indonesia menjadi sangat mendesak, yang mempunyai otoritas dalam menyusun dan pengambilan kebijakan pangan di Indonesia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya