
Harga Biji Kakao Terjun Bebas, Petani Dibuat Makin Dag Dig Dug
Dokumentasi - Petani mengeringkan biji kakao yang telah difermentasi.
Foto: ANTARA FOTO/ Fikri YusufJAKARTA – Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berperan penting dalam sektor pertanian dan ekonomi. Indonesia adalah salah satu produsen kakao terbesar di dunia, bersaing dengan negara-negara seperti Pantai Gading, Ghana, dan Ekuador.
Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen kakao dunia, tetapi masih menghadapi tantangan dalam produktivitas, hama, dan industri hilir. Dengan strategi yang tepat, termasuk dukungan teknologi dan kebijakan pemerintah, industri kakao Indonesia bisa lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi (HR) biji kakao periode Maret 2025 sebesar 10.394,87 dollar AS per MT, turun sebesar 486,06 dollar AS atau 4,47 persen dari bulan sebelumnya.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, penurunan tersebut berdampak pada penurunan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Maret 2025 menjadi 9.910 dollar AS per MT, turun 485 dollar AS atau 4,66 persen dari periode sebelumnya.
"Penurunan HR dan HPE biji kakao, antara lain, dipengaruhi peningkatan produksi seiring dengan membaiknya cuaca di negara produsen utama," ujar Isy dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (1/3).
Penurunan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yang tetap sebesar 15 persen sesuai Kolom 4 Lampiran Huruf B pada PMK Nomor 38 Tahun 2024. Di sisi lain, HPE produk kulit periode Maret 2025 tidak berubah dari bulan sebelumnya.
HPE produk kayu tercatat meningkat pada beberapa jenis kayu, yaitu kayu veneer dari hutan alam, kayu dalam serpihan bentuk keping atau pecahan (wood in chips or particle), serpih kayu (chipwood), kayu olahan dengan luas penampang 1.000-4.000 mm2 dari jenis rimba campuran, sortimen lainnya dari jenis jati dan hutan tanaman dari jenis pinus dan gemelina, akasia, sengon serta balsa, dan eukaliptus.
Sedangkan kayu veneer dari hutan tanaman, wooden sheet for packing box, kayu olahan dengan luas penampang 1.000-4.000 mm2 dari jenis meranti, merbau, sortimen lainnya dari jenis eboni dan karet turun.
Penetapan HPE biji kakao, HPE produk kulit, dan HPE produk kayu tercantum dalam Kepmendag Nomor 219 Tahun 2025 tentang Harga Patokan Ekspor dan Harga Referensi atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan BK.
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 PTN Dukung Efisiensi Anggaran dengan Syarat Tak Ganggu Layanan Tri Darma Perguruan Tinggi
- 3 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 4 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Dedi Mulyadi Menyatakan 70 Persen Visi Misi Sudah Diterjemahkan lewat Efisiensi
-
D’Masiv Mampukah Mengajak Warga Naik Transjakarta
-
Demi Keselamatan, KAI Daop 8 Larang Masyarakat "Ngabuburit" di Jalur KA
-
Inggris dan Prancis Usulkan Gencatan Senjata Parsial Satu Bulan di Ukraina
-
Produk Makanan Indonesia Raih Potensi Transaksi Rp40 Miliar di UEA