Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Laju Inflasi

Harga Beras Turun, Inflasi DKI Kembali Rendah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Tekanan inflasi di Ibu Kota kembali menurun pada bulan ketiga 2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, perkembangan harga-harga di Jakarta pada Maret 2018 membawa Jakarta mengalami inflasi yang cukup rendah sebesar 0,09 persen (mtm).

"Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya, yang sebesar 0,13 persen (mtm), maupun dengan inflasi nasional (0,20 persen mtm). Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 0,89 persen (ytd)," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Trisno Nugroho, di Jakarta, Senin (2/4).

Menurunnya inflasi ini, kata Trisno, disebabkan oleh deflasi kelompok bahan makanan. Harga beras turun cukup dalam sebesar 3,16 persen (mtm). Hal tersebut disebabkan oleh mulai meningkatnya jumlah pasokan ke Jakarta akibat panen di beberapa daerah sentra.

"Harga beras sangat berpengaruh terhadap pergerakan inflasi bahan makanan secara keseluruhan karena memiliki bobot yang cukup besar. Beberapa harga pangan utama lainnya yang terpantau turun adalah daging ayam ras (1,52 persen mtm) dan telur ayam ras (0,81 persen mtm)," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, penurunan harga pangan sedikit tertahan oleh harga-harga komoditas hortikultura seperti bawang putih, cabai merah dan bawang merah yang naik masing-masing sebesar 8,24 persen, 6,98 persen, dan 5,28 persen (mtm), akibat berkurangnya pasokan. Berbagai perkembangan tersebut membawa kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,41 persen (mtm).

Selain itu, terkendalinya inflasi inti menjadi pendorong menurunnya tekanan inflasi di Jakarta. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya permintaan masyarakat secara umum di ibu kota, walau terdapat perayaan Hari Paskah pada akhir bulan Maret. Beberapa pergerakan harga barang yang tergabung dalam kelompok inflasi inti juga terpantau bergerak relatif terbatas, seperti emas perhiasan (0,64 persen mtm) dan makanan jadi (0,15 persen mtm).

Sementara itu, ungkap Trisno, kelompok administered prices menunjukkan sedikit peningkatan, sehingga menahan laju penurunan inflasi di Jakarta. Hal ini disebabkan oleh harga bensin yang naik sebesar 1,14 persen (mtm), akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi seperti pertalite dan kenaikan tarif angkutan udara (1,86 persen mtm), seiring meningkatnya permintaan terutama, pada hari libur (long weekend akhir bulan Maret 2018).

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top