Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Misi PBB

Guterres Minta Dunia Tak Abaikan Perubahan Iklim

Foto : AFP/DAVID ROWLAND

Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

WELLINGTON - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, saat melakukan kunjungan singkat ke Selandia Baru, Minggu (12/5), mengatakan bahwa negara-negara di dunia tidak mengambil kebijakan yang cukup memadai untuk menahan kenaikan suhu secara global.

"Tekad politik internasional mulai memudar dan negara-negara pulau kecil yang ada di garis depan yang akan paling menderita," ucap Sekjen Guterres dalam konferensi pers di Auckland bersama dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Pernyataan Guterres itu dilontarkan jelang pertemuan tingkat tinggi (KTT) Aksi Iklim pada September di New York, Amerika Serikat (AS). Selain berkunjung ke Selandia Baru, Sekjen Guterres juga akan berkunjung ke Fiji, Tuvalu, dan Vanuatu, negara-negara kepulauan kecil di Pasifik selatan yang berada di bawah ancaman akibat kenaikan permukaan air laut.

"Kita menyaksikan di mana-mana terjadi demonstrasi, namun yang jelas bahwa kita tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris," kata Guterres, menyinggung kegagalan membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat revolusi pra-industri.

"Paradoksnya adalah bahwa ketika keadaan semakin memburuk, gerakan politik tampaknya memudar," imbuh Guterres.

Sementara itu, PM Ardern menyebut bahwa perubahan iklim tantangan terbesar yang dihadapi komunitas internasional dan mengatakan menghindari masalah ini akan jadi sebuah kelalaian yang fatal.

Masalah Terpenting

Saat memulai tur kampanye perubahan iklim ke kawasan Pasifik selatan, Sekjen Guterres menyebut isu perubahan iklim adalah masalah terpenting saat ini. Setelah 3 tahun terjadi Perjanjian Paris, upaya diplomasi menyangkut aksi iklim di forum PBB kian meningkat.

"Kita masih kalah dalam pertempuran," kata Guterres kepada awak media pekan lalu. "Perubahan iklim bergulir lebih cepat dari kita, dan jika kita tidak bisa membalikkan tren ini dan hal ini akan menjadi tragedi bagi seluruh dunia," imbuh Sekjen PBB itu.

Upaya pencegahan perubahan iklim mengalami kemunduran setelah pemerintahan AS dibawah pimpinan Presiden Donald Trump, memutuskan untuk menarik diri dari Perjanjian Paris.

Oleh karena itu, Sekjen Guterres mengimbau kepada para pemimpin negara untuk membawa rencana, bukan pidato saat mereka menghadiri KTT Iklim PBB yang akan diadakan di New York, AS pada 23 September nanti. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top