Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Guru Bukan Lagi Pusat Mengajar

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Paradigma Baru Mengajar

Penulis : Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya

Penerbit : Kencana

Cetakan : Pertama, Februari 2017

Tebal : ix + 274

Baca Juga :
Jiwa Kesatria

ISBN : 978-602-422-192-4

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan informasi (TI), pengertian mengajar yang sebatas hanya pada proses menyampaikan pengetahuan tentu tidak relevan lagi (halaman 3). Tidak tepat lagi pandangan bahwa guru menjadi sumber utama pengetahuan. Bukan saatnya lagi, menganggap guru tahu segalanya. Penguasaan guru terhadap suatu pengetahuan sangatlah terbatas.

Kemajuan TI, utamanya internet, telah mengubah padangan- pandangan dalam pengajaran. Internet menyediakan sumber informasi yang melimpah. Sekarang pengetahuan apa pun yang dibutuhkan tinggal klik di mesin pencari Google, semua sudah tersedia. Ada perubahan kemajuan zaman. Guru harus menyadari itu. Dia mau tidak mau harus mengubah paradigmanya dalam mengajar.

Paradigma lama menganggap guru sebagai pusat utama mengajar, sedangkan pada paradigma baru mengajar, menuntut guru berperan sebagai fasilitator. Paradigma mengajar bukan lagi menyampaikan materi pelajaran, melainkan mengajar adalah menata lingkungan supaya siswa melakukan atau beraktivitas, mencari, dan menemukan sendiri materi pelajaran. Belajar bukan sekadar mendengar dan mencatat, tapi berbuat (learning how to do). Belajar adalah berpikir (learning how to think). Belajar adalah bagaimana belajar (halaman 16).

Peran guru bukan sumber belajar yang menjelaskan materi pelajaran secara langsung kepada siswa. Dia berperan sebagai penyedia dan yang menunjukkan berbagai fasilitas belajar. Dia juga mendorong dan membimbing siswa untuk beraktivitas (halaman 18). Paradigma baru mengajar haruslah dengan karakteristik. Mengajar berpusat pada siswa. Proses pembelajaran berlangsung di mana saja. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan proses belajar siswa dalam upaya pencapaian tujuan.

Maka, strategi pembelajaran bukan lagi menggunakan metode penyampaian materi atau ekspositori, tetapi menggunakan sistem mencari atau menemukan (halaman 123). Materi tidak lagi disajikan atau diinformasikan secara verbal dan siswa hanya menangkap penjelasan guru. Kini, murid harus menemukan sendiri materi pelajaran. Mereka tidak lagi hanya sebagai penerima, tapi penemu informasi.

Paradigma dalam mengajar telah berubah. Suka tidak, mau tidak mau, guru harus ikut pula mengubah paradigma diri. Pilihannya, guru ikut berubah atau akan ditinggalkan peserta didik. Murid adalah anak-anak "zaman now" yang berbeda dengan siswa 10 tahun lalu, bahkan mungkin lima tahun lalu.

Situasi tersebut harus mendorong guru lebih banyak belajar lagi, banyak meng-up grade ilmu, dan jangan pernah merasa sudah pintar. Guru bukan orang yang sudah selesai untuk belajar. Sebaliknya, selagi masih mengajar, dia harus terus belajar. Dengan begitu, pelajaran yang disampaikan mampu menjawab keperluan siswa zaman sekarang.

Diresensi Udi Utomo SS MPd, Guru SMP 5 Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Komentar

Komentar
()

Top