Guru Besar Unair Minta BI Selalu Responsif terhadap Dinamika Pasar Global
Guru Besar Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Tika Widiastuti.
SURABAYA - Perusahaan investasi multinasional yang berkantor pusat di London, Barclays, baru-baru ini menilai akan ada potensi kenaikan BI rate yang cukup signifikan dalam Rapat Dewan Gubernur setelah libur panjang Lebaran berakhir, pada 24 April nanti.
Bloomberg News melansir bahwa Barclays
melihat potensi signifikan kenaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen jika kemerosotan rupiah terus berlanjut mendekati 16 ribu rupiah per dolar AS.
Menanggapi penilaian tersebut, Guru Besar Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya Surabaya, Tika Widiastuti, mengatakan, analisis ini menunjukkan kekhawatiran terhadap stabilitas nilai tukar dan inflasi di Indonesia.
Tika berharap, dengan dinamika pasar global yang ada, BI perlu waspada dan harus cepat menerapkan kebijakan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah.
"Dengan adanya prediksi bahwa mata uang pasar emerging market mungkin akan merasakan sedikit 'bernafas lega', khususnya bagi negara-negara yang mengalami kenaikan harga komoditas logam dan minyak, ini bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia yang memiliki sektor komoditas yang signifikan seperti kelapa sawit, batu bara, dan bijih nikel. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa kondisi ekonomi global yang masih tidak pasti dan potensi pelemahan nilai tukar dolar AS dapat memberikan tantangan tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kebijakan moneter Indonesia untuk tetap berhati-hati dan responsif terhadap perkembangan pasar global serta mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dalam rangka menjaga daya saing dan pertumbuhan ekonomi domestik," ujarnya.
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya