Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Guru Besar Presuniv Soroti Perkembangan TIK tak Diikuti Peningkatan Kualitas SDM

Foto : Istimewa

Prof. Dr. Retnowati dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di President University (Presuniv) kemarin.

A   A   A   Pengaturan Font

Seiring dengan perkembangan TIK yang memicu terjadinya perubahan, arena kajian pun berubah menjadi digital. Katanya, sekarang ini media sosial sudah menjadi potret dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Maka, apa yang terjadi di media sosial dapat menjadi data riset untuk kajian antropologi.

Prof. Retno menyebutkan, dari 281,7 juta penduduk Indonesia, 66% atau sebanyak 185,3 juta di antaranya merupakan pengguna internet. Lalu, sebanyak 139 juta atau 49% dari seluruh penduduk Indonesia tercatat aktif menggunakan media sosial. Untuk itu, penelitian antropologi perlu berubah dari semula memakai metode etnografi menjadi netnografi. "Netnografi adalah singkatan dari internet dan etnografi.

Prof. Retno melanjutkan, siapa pun bebas mengakses dan memproduksi informasi. Sayangnya banjir informasi ini tidak diimbangi dengan daya kritis dari pengguna media sosial. Akibatnya ruang publik pun menjadi riuh. Berbagai ide dan gagasan mengalir dengan tanpa filter dan seleksi.

"Setiap orang bebas mengekspresikan dirinya. Mereka meluapkan keinginannya, empati, kepedulian, bahkan sampai kebencian, purbasangka, hingga sumpah serapah," ungkap dia.

Setidak-tidaknya ada 10 media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. WhatApps digunakan oleh 92,1% warganet, disusul Instagram (86,5%), Facebook (83,5%), TikTok (73,5%), Telegram (64,3%), X (57,5%), Facebook Messenger (44,9%), Pinteres (34%), Kuai-shou (32,4%), dan LinkedIn (25%).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top