Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Guru Besar Orthopedi Unair Merintis Bedah Tulang Belakang dengan Teknik Hologram

Foto : Koran Jakarta / Selocahyo

Guru Besar Orthopedi Ahli Spine dari Universitas Airlangga, Surabaya, Komang Agung Irianto, mengatakan, lembedahan minimal invasi ll menjawab keraguan atas pembedahan tulang belakang yang sebelumnya dianggap jarang berhasil, dan menakutkan.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Secara umum kasus orthopedi terbanyak adalah patah tulang, tetapi kasus yang paling menghancurkan masa depan seorang anak adalah kecacatan, khususnya tulang belakang, skoliosis dan kifosis akibat infeksi TBC tulang belakang.

Masalah kesehatan tulang belakang mulai mengganggu pada akhir usia produktif dimana beban mental dan fisik menumpuk sehingga rasa nyeri pada tulang belakang sangat mengganggu kualitas hidup.

Dilema selalu timbul saat penderita geriatri memerlukan tindakan operasi tulang belakang, bila tidak dioperasi kondisi tiduran di tempat tidur akan sangat menurunkan kualitas hidup dan memudahkan infeksi; sedangkan bila dioperasi, mitos tentang bahaya operasi tulang belakang masih menjadi resistensi luar biasa.

Untuk itu, spesialis orthopedi ahli spine dari Universitas Airlangga, Surabaya, Komang Agung Irianto, baru-baru ini merintis pembedahan invasi minimal tulang belakang (Minimal Invasive Spinal Surgery), yang dapat mengurangi rasa sakit serta risiko dari pembedahan terbuka.

Menurut Komang, perkembangan teknologi bedah tulang belakang seperti artificial intelligent sangat membantu ahli bedah orthopedic spine dalam penanganan kelainan tulang belakang.

"Penguasaan teknologi mutakhir bedah tulang belakang sangat diperlukan guna memberikan rasa nyaman dan aman serta meminimalkan risiko komplikasi" ungkapnya.

Komang yang segera dilantik sebagai Guru Besar karena terobosan pembedahan invasi minimal tulang belakang menggunakan
teknologi serat optik endoskopi pada 2007, kini tengah mengembangkan teknik virtual reality (hologram) dan kecerdasan buatan (AI) dalam operasi tulang belakang.

Dia menerangkan, proses operasi menggunakan teknik ini diawali dengan proses registrasi hasil diagnosa CT Scan pada sebuah aplikasi AI.

"Nanti dari aplikasi akan muncul barcode pada titik yang akan dilakukan pengirisan. Setelah tusuksan aplikasi akan mengarahkan irisan kita, seperti ada jalannya sehingga lebih presisi," ungkap dia.

Dia melanjutkan, kombinasi teknologi virtual reality dan AI ini memberikab keuntungan pada tenaga medis maupun pasien bedah tulang belakang.

"Kita sama-sama terhindar dari paparan radiasi dari teknik endoskopi. Selain itu, tidak ada batasan usia untuk penanganan operasi tulang belakang karena teknik ini lebih akurat, cepat, perdarahan lebih sedikit, risiko komplikasi lebih kecil, waktu rawat singkat, dan biaya lebih rendah," ujarnya.

"Teknologi ini sudah di depan mata, sudah nyata. Setelah berhasil uji coba dengan dumy, tahun ini kami akan operasi dengan pasien sungguhan".

"Dengan segera kualitas hidup kembali pulih. Tidak ada teknik terbaik di dunia, yang ada adalah teknik terbaik untuk pasien," pungkasnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top