Guru Besar: Narasi Kontra Radikalisme Harus Digencarkan Lewat Medsos
Kepala Sub-direktorat Kontra Propaganda BNPT Kolonel TNI Solahuddin Nasution menyampaikan materi pada lokakarya bertajuk "Perempuan Top Viralkan Perdamaian" yang diselenggarakan oleh BNPT dan FKPT Sulteng di Universitas Alkhairaat Palu, Rabu (26/10/2022).
Foto: ANTARA/Muhammad HajijiPalu - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin menyatakan narasi kontra radikalisme harus digencarkan lewat media sosialuntuk pencegahan penyebaran radikalisme.
"Jika para kelompok radikal memanfaatkan media sosial sebagai sarana radikalisasi, maka media sosial menjadi alat yang sangat penting dalam strategi kontra radikalisasi," kata Prof Zainal Abidin dalam pemaparan materi pada lokakarya bertajuk "Perempuan Top Viralkan Perdamaian" yang diselenggarakanBNPT dan Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT)Sulteng di Universitas Alkhairaat Palu, Rabu.
Menurut Zainal, narasi kontra radikalisasi harus difokuskan pada pesan yang memuat dua hal, yaitu bahaya radikalisme dan persatuan.
Ia menerangkan narasi mengenai bahaya radikalisasi, yaitu pesan-pesan tentang bahaya radikalisme dan memaparkan fakta-fakta dari berbagai wilayah/bangsa yang menjadi korbannya, termasuk mengkritisi argumen pembenaran yang dibangunnya.
"Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya menerima narasi tunggal dari kelompok radikal yang kemudian dipersepsikan sebagai kebenaran mutlak," ungkap dia.
Berikutnya, kata dia, narasi mengenai persatuan mencakup pesan-pesan yang menekankan persatuan, ketahanan bersama, dan nilai-nilai yang mendukung pemeliharaan keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua MUI Kota Palu ini mengatakan penguatan imunitas moral dan ideologis masyarakat perlu digencarkan agar masyarakat memiliki daya tahan kuat terhadap paham/pemikiran radikal.
"Salah satunya melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal," kata Prof Zainal yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng.
"Jadi strategi pencegahanharus meliputi dua aspek, yaitu aspek internal melalui pencegahan dengan mengedepankan kearifan lokal dan eksternal melalui
media sosial," sebutnya.
Sementara itu Kepala Sub-Direktorat Kontra Propaganda BNPT Kolonel TNI Solahuddin Nasution menyatakan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ini.
Ia mengatakan merujuk pada hasil survei yang dilakukanBNPT tahun 2019 menyatakan bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, dan penguatan perilaku kontra radikal.
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- Distribusi Bahan Pokok Harus Diatur
- Guru Besar Unair: Libur Sekolah Selama Ramadan Jangan Sampai Ganggu Capaian Belajar Siswa
- Semoga Ditemukan Penyebab Kecelakaan, Proses Penguraian Data Kotak Hitam Pesawat Azerbaijan Sedang Dilakukan
- Korut Luncurkan Misil Saat Blinken Kunjungi Korsel
- Media: PM Trudeau Segera Mundur