Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 13 Jan 2025, 09:08 WIB

Gunung Karangetang Tercatat Alami 53 Kali Gempa Vulkanik

Gunung Karangetang di Pulau siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.

Foto: ANTARA

MANADO - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 53 kali gempa vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara pada periode 1 – 10 Januari 2025.

"Pada periode tersebut juga terekam sebanyak 54 kali gempa embusan, satu kali gempa Tornillo, 28 kali gempa hybrid/fase banyak, 24 kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa tektonik lokal, dan 143 kali gempa tektonik jauh serta tiga kali gempa tremor menerus," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima di Manado, Senin (13/1).

Dia mengatakan pada pengamatan kegempaan selama periode Desember 2024, terekam sebanyak satu kali gempa guguran, 130 kali gempa embusan, satu kali tremor non-harmonik, 69 kali gempa hybrid/fase banyak.

Selain itu, terekam sebanyak 30 kali gempa vulkanik dangkal, 44 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik Lokal, serta 229 kali gempa tektonik jauh.

Muhammad Wafid menjelaskan berdasarkan data pengamatan visual, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menunjukkan penurunan, kondisi secara visual di sekitar gunung tidak teramati adanya perubahan morfologi (guguran atau kondisi lainnya).

Kemudian, kejadian embusan tampak masih fluktuatif, hal ini diakibatkan dari pelepasan gas yang masih ada, serta terukur curah hujan sebanyak 271,53 milimeter.

Pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap dominan tinggi sekitar 100 meter di atas puncak, kondisi kawah utara belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, api diam di atas kubah masih tampak setinggi 25 – 400 meter.

Dalam laporan yang dibagikan dalam grup percakapan "Info Gunung Api Sitaro' disebutkan rekaman gempa menunjukkan adanya penurunan.

Kegempaan didominasi gempa permukaan, yaitu gempa embusan yang tiap hari terekam umumnya lima kejadian per hari, gempa vulkanik didominasi gempa vulkanik dalam terekam sebanyak lima kejadian per hari, sedangkan gempa guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif tidak terjadi.

Selanjutnya, potensi ancaman bahaya, yaitu akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir, sehingga perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut, serta perlu mewaspadai lahar di waktu hujan.

Kementerian ESDM menyebutkan berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Karangetang diturunkan dari level III (siaga) menjadi level II (waspada) terhitung sejak 11 Januari pukul 18:00 WITA.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.