Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Grup Wagner Gunakan Teknologi Satelit Buatan Tiongkok dalam Pemberontakan Melawan Kremlin

Foto : Istimewa

Potret mendiang pemimpin kelompok paramiliter Wagner, Yevgeny Prigozhin, di sebuah tugu peringatan darurat di Moskow, setelah kecelakaan jet pribadinya pada 23 Agustus 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKOW - Kantor berita Agence France-Presse (AFP) baru-baru ini melaporkan, pemimpin kelompok tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, telah menggunakan citra satelit milik perusahaan teknologi Tiongkok dalam mendukung pemberontakan yang gagal pada Juni.

Sebuah dokumen yang diperoleh AFP menunjukkan kontrak senilai 30 juta dolar AS antara perusahaa Yunze Technology dan Nika-Frut, sebuah perusahaan yang saat itu merupakan bagian dari kerajaan komersial Prigozhin, ditandatangani pada 15 November 2022, beberapa bulan setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Dilansir oleh Newsweek, perjanjian tersebut membuat Nika-Frut menjual dua satelit observasi resolusi tinggi milik raksasa luar angkasa Tiongkok Chang Guang Satellite Technology (CGST), yang memungkinkan Grup Wagner memperoleh citra satelit sesuai permintaan.

"Prigozhin menggunakan beberapa gambar tersebut untuk membantu pemberontakannya yang gagal dan "pawai keadilan" menuju Moskow melawan petinggi Kremlin pada 23-24 Juni," kata sumber keamanan Eropa kepada AFP.

Pemimpin Grup Wagner itu tewas dalam kecelakaan jet pribadi pada Agustus dan Kremlin mengatakan kelompok tentara bayaran yang pernah berperan penting dalam invasi Moskow ke Ukraina telah diserap oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Menurut sumber AFP, beberapa minggu sebelum pemberontakan, Prigozhin memerintahkan pengambilan gambar wilayah Rusia di sepanjang rute antara perbatasan Ukraina dan Moskow.

Dalam pemberontakan tersebut, Wagner mengambil alih dua pusat militer di Rusia selatan dan berhasil maju dalam jarak 120 mil dari Moskow sebagai bagian dari "pawai keadilan" melawan kepemimpinan militer negara tersebut.

Prigozhin pada 24 Juni mengatakan bahwa pasukannya tidak menghadapi perlawanan saat mereka maju dari Rusia selatan ke ibu kota. Kepala Garda Nasional Rusia, Viktor Zolotov, mengatakan pada saat itu bahwa Moskow memusatkan semua kekuatan pada pertahanan kota itu. "Jika tidak, mereka akan melewati kami seperti pisau menembus mentega," ungkapnya saat itu.

Beijing dan Moskow telah mempertahankan hubungan diplomatik, politik dan ekonomi selama invasi Rusia ke Ukraina. Beberapa minggu sebelum perang dimulai, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengumumkan "persahabatan tanpa batas". Beijing menyatakan bahwa mereka memegang posisi netral dalam konflik tersebut.

Pekan lalu, pada pertemuan tahunan Klub Diskusi Valdai di Sochi, Putin memberikan penjelasan yang aneh atas kematian Prigozhin, dengan menyatakan bahwa penumpang jet pribadi yang ditumpanginya mungkin berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan yang mengakibatkan ledakan granat.

Kremlin sebelumnya mengatakan spekulasi bahwa Prigozhin dibunuh atas perintah Putin adalah "kebohongan mutlak".

Menyusul kematian Prigozhin, Putin mengaku telah mendanai penuh Grup Wagner dan operasinya setelah bertahun-tahun mengatakan bahwa tentara bayaran adalah ilegal menurut hukum Rusia.

"Saya ingin menegaskan dan saya ingin semua orang mengetahuinya: Pemeliharaan seluruh Grup Wagner sepenuhnya ditanggung oleh negara," kata Putin pada 27 Juni.

"Dari Kementerian Pertahanan, dari anggaran negara, kami sepenuhnya membiayai kelompok ini".


Berita tentang kontrak November 2022 menimbulkan pertanyaan apakah citra satelit yang diduga digunakan Prigozhin untuk membantu pemberontakannya tanpa disadari didanai oleh Putin sendiri.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top