
Goldman Sachs Turunkan Peringkat Aset Keuangan Indonesia
Gedung Goldman Sachs di New York City, AS.
Foto: Koran Jakarta/Ist.JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. menurunkan peringkat aset keuangan Indonesia dengan alasan meningkatnya risiko fiskal dari serangkaian inisiatif Presiden Prabowo Subianto.
Bloomberg melaporkan, Senin (10/3), bank Wall Street ini memangkas saham Indonesia ke market weight dari overweight, dan menurunkan rekomendasinya pada obligasi kuasi-sovereign bertenor 10 hingga 20 tahun menjadi netral, setelah sebelumnya termasuk yang paling disukai.
Keputusan itu muncul setelah Goldman menaikkan perkiraan defisit anggaran untuk Indonesia pada tahun 2025 menjadi 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB) 2,5 persen.
Goldman Sachs menilai pasar Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir karena sejumlah faktor. Ada kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.
Selain itu, ada kekhawatiran atas ekonomi domestik setelah Presiden Prabowo mengumumkan serangkaian langkah seperti realokasi anggaran, pembentukan Danantara, hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Sederet langkah itu dinilai dapat memperburuk defisit.
“Kami kini melihat ruang yang terbatas untuk kinerja unggul dari instrumen pendapatan tetap,” kata Strategist Kenneth Ho dan Sandra Yeung dari Goldmasn Sachs dalam laporannya.
Mereka juga memperkirakan obligasi bertenor panjang akan mengalami tekanan akibat meningkatnya risiko fiskal serta potensi pasokan obligasi yang lebih besar.
Goldman Sachs merekomendasikan investor mempertimbangkan penggunaan credit default swap (CDS) lima tahun Indonesia sebagai lindung nilai terhadap risiko investasi di Asia dengan peringkat investasi (investment grade).
Obligasi dalam denominasi dollar AS yang diterbitkan oleh PT Pertamina dengan jatuh tempo Mei 2043 mengalami pelebaran spread hampir 4 basis poin, sementara selisih imbal hasil obligasi PT PLN bertenor hingga Oktober 2042 naik 3 basis poin.
Perubahan ini terjadi ketika rata-rata spread obligasi Asia berperingkat tinggi tidak mengalami banyak perubahan pada Senin, menurut data Bloomberg yang dikutip dari Bisnis.com.
Pasar saham Indonesia juga dinilai telah menjadi salah satu yang berkinerja terburuk di dunia pada tahun ini. Nilai tukar rupiah baru-baru ini juga menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir. Ditambah, laba emiten yang lebih lemah serta likuiditas perbankan yang ketat membawa tekanan pada pasar.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih di zona merah, melemah 6,27% sepanjang tahun berjalan (year to date /YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai penutupan perdagangan akhir pekan lalu di level 6.636.
Pasar saham Indonesia juga masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp22,34 triliun sepanjang tahun berjalan 2025.
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
- 5 Kalimantan Selatan Siapkan Jelajah Cagar Budaya