Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Geram! Tiongkok Kecam Serangan Siber AS ke Universitas

Foto : Daily Times

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, bukti mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS) merupakan ancaman terbesar bagi keamanan dunia siber. Ia juga menyerukan upaya bersama untuk melawan pelanggaran AS terhadap kedaulatan siber dan aturan internasional.

Laporan tersebut menjabarkan bagaimana Kantor Operasi Akses Khusus (Tailored Access Operation/TAO) NSA mengendalikan sejumlah fasilitas infrastruktur utama di Tiongkok.

Mereka menyusup ke jaringan internal Northwestern Polytechnical University di Tiongkok menggunakan sejumlah server di beberapa negara seperti Belanda dan Denmark untuk menampung senjata siber melalui serangan stepping-stone via Jepang, Jerman, Korea Selatan dan negara-negara lain.

Hal ini memungkinkan TAO untuk mencuri data dan informasi sensitif dari orang-orang dengan identitas sensitif.

AS juga diam-diam mengendalikan operator telekomunikasi di sedikitnya 80 negara dan melakukan penyadapan acak terhadap para pengguna telekomunikasi global, papar laporan itu.

Wang menuturkan bahwa ini merupakan laporan investigasi ketiga yang dirilis oleh institusi Tiongkok terkait bulan ini mengenai serangan siber berbahaya NSA terhadap Northwestern Polytechnical University di China.

Menurut Wang, Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir menuntut penjelasan dari AS dan meminta negara tersebut untuk segera menghentikan aksi ilegalnya melalui berbagai jalur. Namun, sejauh ini AS masih bungkam.

"AS tidak bisa lebih bombastis dan termotivasi lagi ketika menyebarkan kebohongan tentang 'peretas Tiongkok', tetapi AS sengaja memilih menjadi buta dan bisu di hadapan bukti kuat yang dikumpulkan oleh institusi Tiongkok. Apa sebenarnya yang disembunyikan AS dari dunia?" kata Wang, dikutip dari Xinhua, Jumat (30/9).

Seraya menyebutkan bahwa AS telah lama dikenal sebagai "raja peretasan dan jawara pencurian rahasia", Wang mengatakan dengan dominasi mutlaknya di bidang teknologi Internet, AS melakukan pengendalian dan pencurian siber tanpa pandang bulu berskala global demi menguntungkan negaranya sendiri secara politik, militer, diplomatik dan komersial.

Praktik perundungan AS di dunia siber menjadi kekhawatiran umum yang terus berkembang di kalangan masyarakat internasional, tambah Wang.

"Ada banyak bukti bahwa AS tidak diragukan lagi merupakan ancaman terbesar bagi keamanan siber global," tutur Wang, yang menyerukan kepada semua negara untuk bersatu dan melawan tindakan hegemonik AS yang merusak kedaulatan siber dan aturan internasional serta bekerja sama untuk menciptakan dunia siber yang damai, aman, terbuka, dan kooperatif.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top