Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gerakan Kolekte Sampah Indonesia Diluncurkan

Foto : Istimewa

Kegiatan Peluncuran Gerakan Kolekte Sampah Indonesia di Keuskupan Bogor.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Sebagai perwujudan sinergi antara pendekatan agama dan kesadaran lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Gereja Katolik Keuskupan Bogor, Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), serta didukung Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia menggelar peluncuran Gerakan Kolekte Sampah Indonesia.

Direktur Pengurangan Sampah, KLHK, Sinta Saptarina Soemiarno menjelaskan acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengurangan sampah melalui pendekatan keagamaan serta membangun kemitraan antara Gereja Katolik dengan berbagai pihak guna mengembangkan Gerakan Kolekte Sampah Indonesia dalam mewujudkan pertobatan ekologis dan circular economy approach dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

"Kegiatan ini juga mengundang perwakilan dari beberapa Gereja Katolik lainnya dengan harapan dapat menginspirasi gereja-gereja lainnya untuk mengaplikasikan Gerakan Kolekte Sampah di seluruh Indonesia," kata Sinta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/3).

Ia menambahkan setahun lalu telah diluncurkan program pengurangan sampah bernama Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) melalui jaringan masjid-masjid. Saat ini dilakukan kegiatan pengelolaan sampah berbasis agama melalui Gereja Katolik Keuskupan Bogor. Kedepan akan dilakukan di rumah-rumah ibadah lain.

"Semoga kegiatan ini dapat mengubah perilaku masyarakat dalam mengurangi sampah. Dan harapannya, kegiatan kolekte sampah ini tidak hanya dilakukan di Keuskupan Bogor saja, tapi dapat menginspirasi ke gereja-gereja lain di seluruh Indonesia," kata Sinta.

Ketua Komisi Ekologi Keuskupan Bogor,RD Yosef Irianto Segu mengatakan tahapan kolekte sampah dimulai dari yang pertama yaitu pemilahan sampah dari rumah, misalnya memisahkan dan mengumpulkan sampah yang berbahan kertas, kaleng, plastik dan logam.

Selanjutnya, tahap kedua umat membawa sampah ke gereja dan memasukkannya ke dalam dropbox sebagai bentuk persembahan kepada gereja. Tahap ketiga adalah seksi ekologi gereja menerima sampah dan mencatat dan memilah sampah yang sudah ada di dropbox, seperti memisahkan label, tutup botol dan meremukkan botol kemudian menimbang beratnya. Kemudian sampah-sampah tersebut akan disalurkan kepada pihak-pihak yang mau menerima bahan-bahan untuk industri daur ulang.

"Melalui kegiatan ini kami mengajak umat untuk melakukan kolekte sampah sebagai bagian dari pertobatan ekologis. Selain itu, kami juga mengajak umat untuk mengalami edukasi baru bagaimana memandang sampah dan mengelola sampah. Sebagai bentuk upaya mencintai Tuhan, mencintai sesama dan alam sekitarnya," katanya.

Sedangkan Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur menyampaikan pihak Gereja Katolik Keuskupan Bogor berusaha umatnya agar melakukan pertobatan ekologi, di mana pihaknya yakini iman tidak hanya terarah kepada-NYa saja tetapi dibuktikan juga kepada alam semesta, perilaku yang baik terhadap alam semesta itulah pertobatan ekologis.

Mempunyai efek terhadap alam semsta ini, kalau kita berlaku baik kepada sesama kita pasti akan berlaku baik juga pada alam semesta ini, dalam hal ini fokus pada masalah sampah, tidak hanya membuang sampah, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan, agar wilayah bogor tetap asri.

"Hal ini juga penting untuk Indonesia, Indonesia yang asri adalah anugerah yang luar bisa dari Tuhan. Kita terpanggil untuk merawat rumah kita bersama, maka mari kita berjalan bersama merawat rumah kita bersama," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top