Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gerak Cepat, Pemkot Semarang Membuat Toko Ini untuk Bantu Tekan Inflasi

Foto : ANTARA/HO-Pemkot Semarang

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra, dan jajaran muspida saat Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), di Semarang, Kamis (19/10/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Semarang - Gerak cepat, Pemerintah Kota Semarang menggandeng Bank Indonesia mendirikan Toko Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk membantu menekan laju inflasi di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Kamis, mengatakan Toko TPID disiapkan lokasinya di Pasar Kanjengan Semarang yang akan menjadi "foodstation".

"Jadi, nanti Toko TPID ada di Kanjengan. Yang mengelola adalah dari BUMP (badan usaha milik petani)," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, usai Rapat Koordinasi Wilayah TPID di Semarang.

Menurut dia, konsep Toko TPID hampir sama dengan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) yang selama ini merupakan pasar murah untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

"Hanya saja, Pak Rahman kan 'mobile' dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Namun, kalau Toko TPID akan terpusat di Kanjengan dan tentu disupport oleh Bank Indonesia," katanya.

Ia mengatakan peluncuran Toko TPID akan berlangsung pada awal November 2023 yang diresmikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.

"Ini (Toko TPID) menjadi upaya terpadu untuk mengendalikan inflasi pangan dengan menjaga ketersediaan stok dan keterjangkauan harga," katanya.

Pada Rakorwil TPID, Ita menyebutkan ada delapan arahan Pj Gubernur Jateng yang disampaikan kepada para kepala daerah yang hadir untuk pengendalian inflasi di wilayah tersebut.

"Kami fokus tekan inflasi mulai dari optimalisasi arahan Mendagri, pencermatan anggaran inflasi APBD, optimalisasi perencanaan anggaran, melakukan terobosan-terobosan baru dalam upaya percepatan pengendalian beras di Jateng serta memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami pangan lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra menyebutkan ada enam kabupaten/kota di Jateng yang inflasinya tinggi pada periode September 2023.

"Ini sudah 'warning', sudah 'red colour'. Ini disebabkan oleh inflasi beras," katanya, seraya menyebutkan inflasi enam daerah itu yakni berada di atas inflasi nasional.

Selain pasar murah, kata dia, pihaknya akan membuat terobosan membuat Toko TPID di beberapa daerah, di antaranya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang dengan mendirikan Toko TPID di Pasar Kanjengan Semarang.

"Semoga ini bisa direplikasi di lima kabupaten/kota lain pencatat inflasi, yaitu Kudus, Tegal, Purwokerto, Cilacap, dan Solo," pungkasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top