Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
NASIONAL

Gerak Bersama Melawan Korona dengan Kemampuan yang Ada

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Sabtu (4/4) pagi-pagi dosen ekonomi kriminal Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptya menghubungi ponsel saya. Singkat, dia menceritakan situasi yang memerlukan gerak bersama termasuk wartawan. Sepuluh lima belas menit berikutnya saya sudah berada di Whatsapp Group (WAG) Sonjo Media. Jejaring wartawan Rimawan satu-satu masuk, Ketua Ikatan Doker Indonesia (DI) DIY masuk, semua jadi admin grup semua mengundang relasinya terkait media dan stakeholder penanganan virus korona.

Percakapan di grup mengalir tentang pentingnya melakukan sesuatu di bidang media sebagai pelengkap apa yang dikerjakan sebagai jurnalis profesional, yang tugas utamanya, salah satunya adalah menjadi pengawas dari kerja-kerja pemerintah.

Si A bikin poster tentang pentingnya masker, si B bikin poster ini, poster bagaimana perawatan mandiri, poster tanda- tanda tertular Korona, terus saja laporan inisiatif mengalir di grup.

"Sonjo adalah inisiatif bersama, sambatan Yogya, gotong royong. Ayo kita bikin yang bisa kita bikin untuk ringankan beban masyarakat," kata Rimawan.

Dalam sepekan saja dibuat kini sudah Sonjo telah memiliki 5 WAG selain Sonjo Media yakni, Sonjo headquarter (HQ), Sonjo Database, Sonjo Pangan, Sonjo Inovasi, Sonjo Legowo. Sonjo Inovasi misalnya, menghimpun inovator-inovator di Yogya untuk membuat solusi masalah kekurangan perlengkapan rumah sakit dari masker hingga ventilator.

Mahasiswa Galang Donasi

Tak hanya para akademisi dengan jejaring luas yang melahirkan kesukarelawanan. Sejumlah mahasiswa di Yogya menggagas sebuah tim relawan bernama Marina, kependekan dari "Mari Lawan Corona". Merangkul sejumlah elemen masyarakat dari berbagai latar belakang, Marina menggalang donasi untuk menyuplai alat pelindung diri (APD) ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas yang ada di DIY.

"Sleman Masyarakat" yang dimotori oleh Chrushbie Batik Wear, sebuah perusahaan batik, juga ikut bahu membahu di tengah pandemi. Mereka membuka donasi dan memproduksi ribuan masker dari kain untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat maupun tenaga medis yang membutuhkan.

Para pengusaha konveksi rumahan yang tergabung dalam gerakan Majelis Mau Jahitin tak mau ketinggalan. Mereka memproduksi APD untuk para tenaga medis yang persediaannya kian menipis.

Di bidang pangan, masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Pangan Jogja kini telah membuka enam dapur umum di wilayah DIY. Mereka mengumpulkan donasi dan mengolahnya menjadi makanan sehat untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat terdampak pandemi.

Para mahasiswa di Fakultas Teknik UNY juga membentuk posko bantuan logistik untuk para mahasiswa yang terjebak di tengah situasi sulit pandemi. Beberapa jenis logistik yang dibagikan di antaranya beras, mi instan, minyak goreng, the, buah, masker kain, dan sebagainya.

"Dananya dari para pejabat kampus, PNS-PNS di fakultas," kata Jamal Winarhadi Kusumo, salah seorang relawan. Eko SP/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top