Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Genjot Hilirisasi, RI Ingin Jadi Produsen "Stainless Steel" dan Baterai Kendaraan Listrik

Foto : ANTARA/ Youtube Kementerian Investasi-BKPM

Tangkapan layar Deputi Bidang Hilirisasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera dalam webinar "Strategi Mencapai Target Investasi 2023 dengan Mendorong Hilirisasi" di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Indonesia membidik predikat sebagai dua besar negara produsen stainless steel dunia dan lima besar negara produsen baterai EV (kendaraan listrik) dunia melalui hilirisasi nikel.

Dalam webinar "Strategi Mencapai Target Investasi 2023 dengan Mendorong Hilirisasi" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (29/3), Deputi Bidang Hilirisasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera mengatakan hilirisasi nikel memang diprioritaskan untuk dua industri yakni sebagai baja tahan karat (stainless steel), dan industri bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Nikel ini prioritasnya adalah bagaimana membuat stainless steel dan baterai (EV). Kami sudah hitung berapa nilai tambah yang dihasilkan, berapa demand global yang ada, kebutuhan investasi, dampak terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja maupun ekspor yang bisa ditingkatkan," katanya.

Dalam bahan paparan yang disampaikannya, tercatat untuk industri stainless steel, pemerintah membidik nilai tambah hingga 9,5 kali lipat dengan permintaan global pada 2045 mencapai hingga 365 miliar dolar AS. Sementara itu untuk industri baterai EV, nilai tambah diperkirakan mencapai 67 kali lipat dengan potensi permintaan global mencapai 5,91 triliun dolar AS.

Di sisi lain, hilirisasi nikel untuk kedua sektor tersebut hingga 20240 memiliki potensi nilai investasi mencapai 127,9 miliar dolar AS, berkontribusi hingga 43,2 miliar dolar AS terhadap PDB, menyerap 357 ribu tenaga kerja, dan potensi ekspor hingga 81 miliar dolar AS.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top