Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kuliah Perkoperasian

Generasi Milenial Mulai Tertarik Berkoperasi

Foto : koran jakarta/eko s putro

usai kuliah umum | Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga (lima dari kanan), Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis UI, Ari Kuncoro (empat dari kanan), Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Prakoso BS (tiga dari kanan), dosen dan mahasiswa UI foto beramai-ramai dengan menggunakan self-camera (wefie) usai memberikan kuliah umum perkoperasian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (10/10).

A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Selama ini, peran dan makna koperasi dalam perekonomian kurang begitu populer di kalangan generasi milenial, usia 35 tahun ke bawah. Namun, kini kondisinya sudah mulai menjukkan perubahan yang membanggakan, minat generasi milenial untuk berkoperasi mulai tumbuh. "Karena itu, saya tetap optimis nantinya gaung koperasi akan terus menggema di kalangan generasi milenial," kata Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, saat memberikan kuliah umum perkoperasian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (10/10).

Hadir dalam acara tersebut, di antaranya Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis UI, Ari Kuncoro, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Prakoso BS, dan ratusan mahasiswa. Puspayoga mengambil contoh Tangerang Selatan yang telah mendeklarasikan pemuda dan pemudi (pelajar dan mahasiswa) untuk berkoperasi. Begitu juga di salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang, di mana ada sebanyak 3.700 mahasiswa mendaftar menjadi anggota koperasi mahasiswa (Kopma).

"Bagi saya, Kopma merupakan wadah dan sarana awal yang tepat bagi pengenalan perkoperasian di kalangan generasi muda. Dalam kesempatan ini, saya mengharapkan saransaran dari kalangan mahasiswa dan akademisi, apa yang harus kami lakukan agar generasi milenial makin tertarik berkoperasi," tandas Puspayoga. Kemenkop dan UKM sendiri, kata dia, sudah menggulirkan program Reformasi Total Koperasi, yakni rehabilitasi koperasi, reorientasi koperasi, dan pengembangan koperasi. "Melalui reformasi ini, kita ingin memiliki koperasi-koperasi yang sehat saja. Secara jumlah boleh lebih sedikit, namun berkualitas. Dan yang lebih penting lagi adalah jumlah anggota koperasi terus meningkat," paparnya.

Program Reformasi ini mulai menuai hasil positif. Misalnya, kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional meningkat dari 1,7 persen (2014) menjadi 3,99 persen (2016). Selain itu, beberapa permasalahan koperasi, seperti SDM dan pembiayaan sudah bisa teratasi. "Untuk kualitas SDM kita akan membangun Lembaga Sertifikasi Koperasi di setiap provinsi. Untuk pembiayaan, ada kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga murah (9 persen), Kredit Ultra Mikro Indonesia (KUMI), dan dana bergulir dari LPDB KUMKM dengan bunga murah sebesar 0,3 persen perbulan untuk koperasi dan 0,2 persen perbulan untuk sektor riil," jelas Puspayoga.

Dua Fokus
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top