Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Revolusi Industri

Generasi Milenial Harus Siap Hadapi Persaingan

Foto : ISTIMEWA

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Revolusi Industri 4.0 membawa dampak positif dan negatif di sektor ketenagakerjaan di Tanah Air. Dampak negatifnya, sekitar 75 juta pekerjaan hilang akibat rontoknya berbagai perusahaan sebagai dampak otomatisasi dan digitalisasi. Sisi positifnya, berbagai lapangan kerja baru berbasis digital akan terbuka.

"Karena itu, sejak jauh-jauh hari kami mengingatkan agar generasi muda atau milenial kita siap menghadapinya," kata Kepala Biro Perencanaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Erry Ricardo Nurzal, pada seminar bertajuk 'Revolusi Industri 4.0: Integrasi Keilmuan dan Kesiapan Teknologi' di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut dia, jika generasi Indonesia siap, ancaman kehilangan berbagai sektor pekerjaan tersebut berubah menjadi peluang menciptakan berbagai lapangan kerja baru, khususnya berbasis digital. Pada era revolusi industri 4.0, muncul fenomena orang-orang muda yang tidak lagi bekerja di kantor dengan waktu yang ketat, tetapi bekerja dengan peralatan digitalnya di mana saja dan kapan saja sambil menghasilkan banyak uang. "Ini sudah terjadi di Amerika, Eropa, Asia dan berbagai negara, termasuk Indonesia," katanya.

Di era ini, lanjut dia, segala sesuatu digantikan oleh mesin yang saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain dan membuat banyak pekerjaan tidak lagi membutuhkan tenaga dan otak manusia.

Kecerdasan buatan (Artificial intelligence /AI), ujar dia, mulai menggantikan daya pikir manusia, termasuk dalam hal pengambilan keputusan.

Ia mencontohkan, di dunia perbankan, mesin mulai menggantikan daya analisis manusia ketika harus memberi keputusan dalam soal pemberian pinjaman kepada suatu perusahaan, dengan melihat data dan rekam jejaknya selama ini. "Hanya daya kreativitas yang belum bisa digantikan mesin. Karena itu generasi milenial harus kreatif jika tidak ingin tertinggal di era ini," katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Uhamka, Sugema, mengatakan revolusi industri 4.0 mulai mengalami puncaknya sekarang ini, ditandai dengan tren otomatisasi dan lahirnya teknologi digital yang berdampak pada kehidupan manusia di seluruh dunia.

"Kami ingin para mahasiswa tercerahkan dan termotivasi agar mereka siap menghadapi tantangan dan mampu beradaptasi dalam era disrupsi ini," katanya.

Investasi SDM

Secara terpisah, Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, mengatakan Indonesia membutuhkan banyak SDM kompeten agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Kondisi angkatan kerja yang masih didominasi lulusan SD-SMP menjadi tantangan yang harus dijawab bersama oleh stakeholder ketenagakerjaan termasuk Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB).

Oleh karena itu, Menaker meminta semua pihak mendukung investasi SDM di Indonesia yang berasal dari dalam maupun luar negeri. "Tentu pemerintah memerlukan dukungan dari industri dan serikat pekerja agar SDM Indonesia memiliki keterampilan yang memadai dan sesuai kebutuhan pasar kerja," ujarnya. ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top