Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Generasi Milenial dan Ekonomi Daerah Jadi Perhatian Industri Perbankan

A   A   A   Pengaturan Font

Perilaku generasi milenial yang lebih senang menempatkan dananya pada instrumen investasi di luar deposito dan perkembangan ekonomi daerah menjadi bagian perhatian dari kegiatan Seminar Nasional The Consumer Banking Forum, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11).

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo meminta industri perbankan terutama Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk lebih aktif lagi ikut mendorong ekonomi inklusif dengan terus mengembangkan bisnisnya guna memajukan ekonomi daerah.

"Pembangunan daerah itu tergantung banknya kalau pembangunan daerah tidak bisa maju BPD apa gunanya, BPD itu diciptakan supaya inklusif," kata Mardiasmo.

Dia meminta BPD untuk memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki agar dapat lebih mendorong perekonomian masyarakat daerah. "Bank itu hanya funding dan lending, BPD kan uangnya udah captive market, sebagian besar dana dari pemerintah itu ada di BPD ada dana desa dana kelurahan," katanya.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong perbankan daerah agar terus menggenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) miliknya dengan berkerjasama dengan bank buku 4 lainnya seperti dengan BRI.

Sebagai informasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat kredit usaha rakyat (KUR) yang sudah disalurkan perbankan hingga akhir September 2018 telah mencapai Rp 100 triliun. Angka Rp 100 triliun setara dengan 81 persen dari target Rp 123,63 triliun.

Seminar yang diselenggarakan oleh The Consumer Banking School dan didukung dengan Koran Jakarta ini juga menyoroti tentang pengaruh perilaku generasi milenial di dunia perbankan.

Generasi milenial yang lebih senang menempatkan dananya pada instrumen investasi di luar deposito turut berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan. Penerbitan surat utang pemerintah juga menjadi faktor lain yang memengaruhi pergerakan DPK.

Berdasarkan data LPS, pertumbuhan DPK bank konvensional untuk Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 per September 2018 hanya sebesar 1,33% secara tahunan (year on year). Angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan periode September 2017 sebesar 16,06%. Pada BUKU 2, pertumbuhan DPK pada September 2018 sebesar 2,69% atau menurun dibandingkan pertumbuhan September 2017 sebesar 14,18%.

Kepala Divisi Analisis Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)Ahmad Subhan Irani mengatakan, perilaku milenial turut berkontribusi terhadap perlambatan Dana Pihak Ketiga (DPK).

"Mereka punya perilaku investasi bukan di bank karena mereka punya konsep investasi tidak di bank. Mencari return bukan di bank," ujar Ahmad Subhan Irani. ars

Komentar

Komentar
()

Top