Gempar dan Semakin Memanas, Korea Utara Mengecam Joe Biden Atas Sanksi Baru AS
Foto: istimewaKorea Utaramengecam pemerintahan Biden karena menjatuhkan sanksi baru terhadap negara itu atas uji coba rudal terbarunya dan memperingatkan tindakan yang lebih kuat dan juga eksplisit jika Washington mempertahankan sikap konfrontatif.
Dalam sebuah pernyataan di Kantor Berita resmi Korea Utara, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya membela peluncuran rudal hipersonik Korea Utara baru-baru ini sebagai latihan pertahanan diri yang benar.
Juru bicara itu menyebutkan sanksi baru itu menggarisbawahi niat AS yang bermusuhan dengan tujuan untuk "mengisolasi dan mencekik" Korea Utara meskipun Washington berulang kali menyerukan Pyongyang untuk melanjutkan diplomasi yang terhenti karena ketidaksepakatan tentang pencabutan sanksi dan langkah-langkah perlucutan senjata nuklir.
Melansir dari Channel News Asia, pemerintahan Biden pada Rabu (12/1) menjatuhkan sanksi untuk lima warga Korea Utara, atas peran mereka dalam memperoleh peralatan dan teknologi program rudal sebagai salah satu uji coba hipersonik terbaru minggu ini dan juga akan dikenakan sanksi baru dari PBB.
Sementara itu, Juru bicara Korea Utara menuduh Amerika Serikat mempertahankan sikap "seperti gangster", menyebutkan bahwa pengembangan rudal baru Korea Utara merupakan bagian dari upayanya untuk memodernisasi militer dan tidak menargetkan negara tertentu atau mengancam keamanan tetangganya.
"Namun demikian, AS sengaja meningkatkan situasi bahkan dengan aktivasi sanksi independen, tidak puas dengan merujuk aktivitas DPRK yang adil ke Dewan Keamanan PBB," katanya.
"Ini menunjukkan bahwa meskipun pemerintah AS saat ini sedang meneriakkan tentang diplomasi dan dialog, ia masih asyik dengan kebijakannya untuk mengisolasi dan mencekik DPRK. reaksi tertentu untuk itu," lanjutnya.
Uji coba rudal tersebut merupakan demonstrasi kedua Korea Utara dari rudal hipersoniknya dalam seminggu. Negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan uji coba rudal baru yang berpotensi berkemampuan nuklir dengan rancangan untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal di kawasan itu.
Senjata hipersonik, yang terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, dapat menimbulkan kerusakan bagi sistem pertahanan karena kecepatan dan kemampuan manuvernya.
Senjata semacam itu ada dalam daftar rancangan aset militer canggih yang diluncurkan Kim awal tahun lalu bersama dengan rudal multi-hulu ledak, satelit mata-mata, rudal jarak jauh berbahan bakar padat, dan rudal nuklir yang diluncurkan dari kapal selam.
Namun, para ahli mengatakan Korea Utara akan membutuhkan bertahun-tahun dan tes yang lebih sukses dari jarak jauh sebelum memperoleh sistem hipersonik yang kredibel.
Pemerintahan Biden dengan kebijakan barunya mengatakan pihaknya bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dengan Korea Utara kapan saja tanpa prasyarat.
Akan tetapi, Korea Utara sejauh ini menolak gagasan pembicaraan terbuka tersebut, dengan mengatakan AS harus terlebih dahulu menarik kebijakan permusuhannya.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Zulfikar Ali Husen
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim