Gempa di Jepang Tewaskan Dua orang, Hentikan pabrik hingga Putusnya Aliran Listrik ke Ribuan Rumah

Gempa kuat di lepas pantai timur laut Jepang menyebabkan ribuan rumah tanpa air dan listrik pada hari Kamis (17/3) dan memaksa pabrik-pabrik untuk menghentikan operasi, menambah kesengsaraan rantai pasokan bagi pembuat ponsel pintar, elektronik, dan mobil di seluruh dunia.

Gempa berkekuatan 7,4 melanda tepat sebelum tengah malam pada hari Rabu (16/3) di timur prefektur Fukushima, daerah yang sama yang mengalami gempa terbesar di Jepang 11 tahun lalu.

Melansir dari Reuters, sedikitnya dua orang tewas dan 161 terluka dalam gempa terakhir, menurut juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno, sedangkan ribuan tewas dalam bencana 2011, ketika gempa berkekuatan 9,1 juga memicu tsunami dan menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir.

Tidak ada kelainan yang dilaporkan di setiap pembangkit listrik tenaga nuklir kali ini, meskipun pihak berwenang mengatakan alarm kebakaran telah dipicu di gedung turbin di pembangkit yang lumpuh pada tahun 2011.

Namun, gempa masih menyebabkan malapetaka bagi industri.

Pembuat chip Renesas Electronics Corp pemasok utama chip otomotif, menghentikan produksi di dua pabrik semikonduktor dan menghentikan sebagian produksi di pabrik ketiga.

Di antara mereka adalah pabrik Naka di prefektur Ibaraki di utara Tokyo, yang memasok semikonduktor ke perusahaan mobil di seluruh dunia. Kekurangan chip yang disebabkan oleh gangguan terkait Covid-19 telah memaksa banyak perusahaan mobil untuk mengurangi produksi.

Pembuat komponen elektronik Murata Manufacturing juga menghentikan operasi di pabriknya, karena salah satunya membuat suku cadang smartphone terbakar setelah gempa.

Sony Group Corp menghentikan produksi di dua pabrik di prefektur Miyagi dan pabrik ketiga di prefektur Yamagata. Fasilitas tersebut menghasilkan media penyimpanan, dioda laser dan sensor gambar.

Toyota Motor Corp mengatakan akan memulai kembali pekerjaan dengan kapasitas yang berkurang di dua pabrik pada Kamis malam, setelah operasi dihentikan segera setelah gempa terjadi.

Penyulingan terbesar Jepang, Eneos Corp, menutup kilangnya di Sendai termasuk unit penyulingan minyak mentah (CDU) 145.000 barel per hari.

Pihak berwenang menangguhkan layanan kereta peluru Shinkansen tanpa batas waktu, dan menutup setidaknya satu jalan raya utama ke wilayah tersebut untuk pemeriksaan keamanan.