Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gelaran Teater Pesta Para Pencuri

A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia Kita yang selalu menampilkan konsep teater modern Indonesia dalam setiap pementasannya, kembali menampilkan karya terbarunya dengan lakon "Pesta Para Pencuri" yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.

Ini akan dipentaskan pada 21 dan 22 Juli 2017 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

"Di tengah beragam persoalan yang terjadi di Indonesia beberapa saat terakhir, maka merawat semangat ke-Indonesia-an menjadi sesuatu yang harus secara terus-menerus diupayakan. Melalui pentas seni, kami mencoba mere_eksikan semangat yang tumbuh di dalam dunia teater Indonesia melalui lakon Pesta Para Pencuri ini," ujar Agus Noor, Sutradara sekaligus penulis naskah.

Lakon Pesta Para Pencuri mengambil banyak unsur plot dan adegan dari berbagai cerita yang ditulis oleh Ari_n C. Noer, Rendra, Voltaire sampai Jean Anouilh.

"Meski mengambil plot dan adegan yang pernah dilakonkan di atas panggung teater Indonesia, lakon ini tentu saja akan digarap tanpa menghilangkan apa yang menjadi ciri khas pentas Indonesia Kita," tambah Agus Noor.

Pementasan ini diramaikan dengan penampilan Cak Lontong, Happy Salma, Inayah Wahid, Alexandra Gottardo, Akbar, Susilo Nugroho, Marwoto, Trio GAM (Gareng, Joned, Wisben), dan Silir Pujiwati.

Tampilan artistik panggung ditangani oleh Ong Hari Wahyu dimana adegan lakon ini akan diwarnai dengan penampilan para penari IMove Project dengan arahan Rita Dewi Saleh dan juga akan diperkuat dengan musik arahan Arie Pekar yang dimainkan oleh Jakarta Street Music.

"Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk Ferianto yang menjadi tim kreatif Indonesia Kita merupakan para seniman yang konsisten dalam menghasilkan karya penuh makna di atas panggung teater Indonesia dan selalu mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat. Pementasan ini menjadi re_eksi persoalan kekinian yang dikemas dan ditampilkan secara kreatif oleh para pekerja seni Indonesia," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Cerita dimulai dengan kejadian Nyonya Nyai Salma marah besar karena ada yang mencuri barang wasiat miliknya yang paling berharga. Situasi memang sudah tidak nyaman lagi karena banyak pencuri berkeliaran.

Para pencuri itu dengan pintar dan lihai menyamar menjadi apa saja, sehingga sulit dikenali. Ada dua pencuri yang telah dikenal sebagai 'pencuri yang baik hati dan suka menolong rakyat' yang merasa terganggu karena nama baiknya dicemarkan oleh berbagai cara pencurian yang disebutnya tidak bertanggung jawab dan tidak menjunjung tinggi martabat pencuri. Sementara gerombolan pencuri lainnya ingin membuktikan bahwa mereka adalah pencuri yang bisa dipercaya.

Tetapi Nyonya Nyai Salma mencurigai bahwa situasi yang penuh kecurigaan ini sengaja dikondisikan oleh penjaga keamanan wilayah. Penjaga keamanan wilayah adalah dua orang yang dikenal sebagai pencuri yang telah sadar.

Banyak para pencuri yang menyukai anak Nyai Salma. Mereka memperebutkan cinta anak Nyai Salma. Karena itu para pencuri itu saling mengakali dan menebar berita hoax. Di tengah situasi seperti itu, pembantu kepercayaan Nyai Salma, yakni Mbok Nay mulai mencium gelagat buruk, terutama ketika para pencuri ini berkumpul dan bersepakat untuk melakukan gerakan pencurian besar-besaran.

Pementasan lakon Pesta Para Pencuri ini juga merupakan bagian dari Lintas Benua, Silang Budaya yang menjadi tema Indonesia Kita tahun ini.

"Di berbagai pentas teater di tanah air, kisah-kisah tradisi berjalan beriringan dengan lakon-lakon yang datang dari Barat. Pergaulan yang melintas benua dan menyilang budaya, telah memberikan inspirasi dan semangat bagi teater di Indonesia untuk mengolah cipta dan kreasi," ungkap Butet Kartaredjasa. ars

Komentar

Komentar
()

Top