Gelar Jakarta Geopolitical Forum, Lemhannas Jalankan Mandat Bung Karno
Lemhannas Gelar Jakarta Geopolitical Forum.
Foto: IstimewaJAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) sejak didirikan oleh Presiden Ir. Soekarno tanggal 20 Mei 1965 memiliki mandat menjadi sekolah geopolitik. Untuk jalankan amanat tersebut, Lemhannas pada 2022 menyelenggarakan The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability.
"Mandat itu diberikan dengan satu arahan strategis dari Bung Karno agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan ini dan apa pengaruhnya bagi Indonesia," kata Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto saat pembukaan The 6th Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta, Rabu (24/8).
Tema geomaritim sangat relevan saat ini sebab wilayah maritim diprediksi akan menjadi arena persaingan utama antar negara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia. Lemhannas menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati.
"Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai sarana wadah pertarungannya," katanya.
Andi menjelaskan kondisi global saat ini adalah terciptanya satu rantai pasok global. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya, konektivitas memunculkan patahan-patahan global. Yang terjadi seharusnya ada pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antar negara, bahkan antar benua, yang terjadi adalah seharusnya terciptanya satu rantai pasok global.
Andi menambahkan yang terjadi saat ini adalah konektivitas, akan tetapi justru sebaliknya yaitu patahan dan diskonektivitas. Saat ini konektivitas memunculkan patahan-patahan global.Sejak Februari 2022, patahannya semakin keras karena ada pertarungan Amerika Serikat-Russia, karena terjadinya krisis di Ukraina.
"Sehingga, selagi kompetisi kekuatan tetap berlangsung pada isu-isu kemaritiman, masa depan geomaritim tentu sangat relevan untuk dibicarakan. Sistem global yang didorong oleh kepentingan hegemoni di era transisi norma perdagangan dan ekonomi telah memunculkan perkembangan teknologi untuk mempertahankan kekuasaan yang dipicu oleh munculnya negara-negara kontra hegemoni. Mencermati hal di atas, muncul pertanyaan mendasar," katanya.
Salah satu yang ingin dikontribusikan oleh Lemhannas melalui Jakarta Geopolitical Forum 2022 ini adalah mencari solusi agar patahan-patahan itu tidak semakin besar. Patahan-patahan itu diharapkan bisa kembali tersambung satu sama lain, sehingga era Geopolitik 5 kembali diperkuat menjadi satu konektivitas global, satu infrastruktur global, satu rantai pasok global.
Untuk itu, tambah dia, di forum JGF ini dibahas secara komprehensif, mulai dari sisi pertahanan, sisi keamanan, sisi teknologi, juga sisi ekonomi maritim. Diharapkan dengan diskusi akademik yang bebas, ditemani pakar-pakar dari beberapa negara, Amerika Serikat, Australia, dari Singapura.
"Secara khusus kami juga mengundang dari Rusia, yang diharapkan bisa membuat Indonesia, terutama kami di Lemhannas memiliki sentuhan-sentuhan interaksi komunitas epistemik global yang akan memperkaya, memperdalam kajian-kajian kami ke depan," tutupnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim