Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gelar Bersejarah Djokovic

Foto : AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS
A   A   A   Pengaturan Font

Ia pun mengakui bahwa konstestasi mereka bertiga sebagai "Top Three" turut andil dalam dorongannya untuk terus berkembang. "Kami membuat tumbuh dan berkembang satu sama lain. Kedua orang itu mungkin salah satu alasan terbesar saya masih bersaing di tingkat ini. Fakta bahwa mereka membuat sejarah di olahraga ini ikut memotivasi saya juga, menginspirasi saya untuk mencoba melakukan apa yang telah mereka lakukan, apa yang telah mereka capai, dan bahkan mencoba melampauinya," katanya.

Di Depan Mata

Federer mengaku tidak mempercayai dirinya bisa sampai membuang cuma-cuma dua match point yang bisa memastikan dia menjuarai Wimbledon kesembilan kalinya, setelah ditaklukkan Djokovic dalam pertandingan final tunggal putra Wimbledon paling lama dalam sejarah turnamen ini.

Legenda Swiss berusia 37 tahun itu meratapi "peluang yang hilang" ketika dia dua kali nyaris menyelesaikan pertandingan dengan match point sewaktu mengambil serve pada gim ke-16 pada set penentuan sehingga harus menelan kekalahan.

Yang menakjubkan adalah ini kali kedua Federer melewati final paling panjang di Wimbledon yang sama-sama berakhir dengan kekalahan, saat menghadapi Rafael Nadal pada 2008. Federer, yang kelihatan emosional saat berdiri bersama istri dan anak-anaknya di bangku pemain setelah kekalahan itu, mengungkapkan tak bisa memastikan apakah kalah dalam set seperti itu lebih menyakitkan ketimbang kalah straight set.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top