Gejala seperti Influenza, Guru Besar UGM Nilai HMPV tidak Berpotensi Pandemi seperti Covid-19
Foto: IstimewaVirus HMPV dinilai tidak berpotensi menjadi pandemi seperti Covid-19, rentan menyerang anak-anak dan orang dengan kekebalan tubuh yang melemah. Virus ini tidak menyebabkan kefatalan karena sama seperti influenza yang dapat sembuh sendiri.
JAKARTA - Pakar sekaligus Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) bidang Mikrobiologi Klinik, Tri Wibawa, menyebut Virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak berpotensi menjadi pandemi seperti Covid-19. HMPV memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan Covid-19.
“Terlebih, berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyerang segala usia, HMPV lebih rentan menyerang anak anak dan orang dengan respon kekebalan tubuh yang melemah,” ujar Tri, dalam keterangan resminya, Kamis (9/1).
Dia menjelaskan, virus HMPV bukanlah virus baru. Meski secara gejala dan penularan mirip Covid-19, pada orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan infeksi pada saluran napas bawah yang parah.
“Virus ini pun memiliki penularan yang sama melalui droplet dan cairan tubuh yang mengkontaminasi dan kontak langsung dengan penderita. HMPV juga dapat menyerang manusia secara berulang,” jelasnya.
Tri mengungkapkan, secara teoritis virus ini tidak menyebabkan penyakit fatal. Bahkan, pada kebanyakan orang, sama seperti influenza, penyakit ini dapat sembuh sendiri.
Terkait HMPV di Indonesia yang menyerang anak, Tri menyebut ada kondisi-kondisi tertentu yang juga harus diwaspadai. Terutama oleh orang dengan penurunan kekebalan tubuh, yaitu, lansia berusia lebih dari 65 tahun, dan orang-orang yang memiliki gangguan pada sistem pernapasan.
“Hal ini pun menjadi catatan penting lantaran kemiripannya dengan influenza, membuatnya tak mudah dibedakan dengan influenza biasa,” katanya.
Sebagai informasi, HMPV merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan berat, kini telah terdeteksi di beberapa negara tetangga seperti Tiongkok dan Malaysia. Kementerian Kesehatan RI sudah mengumumkan ada kasus HMPV yang seluruhnya adalah anak-anak.
Mobilitas Tinggi
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Muihammad Atoillah Isfandiari, mengatakan ada banyak hal yang memengaruhi penyebaran HMPV di Indonesia, salah satunya yaitu tingginya mobilitas internasional.
Sebagai virus dengan karakteristik penyebaran lewat udara, Ato menyebut cara pencegahannya dengan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam.
Dia melanjutkan, pencegahan tidak cukup hanya dengan aksi langsung oleh individu. Menurutnya, perlu ada pendekatan sederhana dengan surveilans dan sistem pelaporan Influenza-like Illness (ILI).
“Surveilans dan sistem pelaporan ILI dapat menjadi alat deteksi dini yang penting. Meskipun tidak spesifik untuk HMPV,” ucapnya.
Ato menekankan bahwa masyarakat tetap harus waspada. Meningkatkan kesadaran masyarakat merupakan langkah penting untuk deteksi dini dan pencegahan.
“Tidak perlu panik, tetapi segera lakukan tindakan pencegahan yang benar. Sebagian besar penyakit akibat virus ini merupakan self-limiting disease atau sembuh sendiri selama daya tahan tubuh tetap terjaga,” terangnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menekankan pentingnya untuk terus melakukan riset dan pengawasan terhadap virus HMPV. Terutama terkait perkembangan vaksin dan obat-obatan yang efektif.
“Kami berharap vaksin dapat segera ditemukan jika virus ini menyebar luas di Indonesia. Namun, untuk saat ini, langkah-langkah pencegahan di perbatasan dan protokol kesehatan tetap menjadi hal yang paling penting,” tuturnya. ruf/S-2
Berita Trending
Berita Terkini
- Eliano Reijnders Melawan Calvin Verdonk
- Dukung Swasembada Pangan, Bantuan Alsintan pada 2025 Disiapkan Senilai Rp10 Triliun
- Mengejutkan! Marc Klok Ungkap Permasalahannya dengan Shin Tae-yong
- Pemerintah Desak Perbankan Ikut Biayai Proyek Hilirisasi
- Pelaku Kekerasan di Jalanan di Tanjung Priok Dikejar Polisi