Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Geger! Setelah Putin Beri Tekanan ke NATO, Inggris Tegaskan Tidak Takut dengan Ancaman Rusia Perihal Serangan Nuklir Mematikan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Inggris tegaskan tidak takut terhadap ancaman apalagi terguncang oleh bentuk tekanan serangan senjata nuklir yang dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap negara-negara NATO.

Putin melontarkan pernyataan tersebut usai negara-negara NATO dianggap terus-terusan ikut campur dalam perang Moskow di Ukraina.

"Saya tidak merasa bingung," ujar Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada radio LBC.

"Kami memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan penangkal nuklir dan kami adalah bagian dari kemitraan NATO dari 30 negara yang mengalahkan dia, melebihi jumlah (senjata) dia dan berpotensi memiliki semua kemampuan yang kami miliki," katanya.

"Saya tidak takut padanya, dan saya pikir kita harus sangat bersyukur di negara ini bahwa kita memiliki penangkal nuklir," kata Wallace, yang dilansir Politico, Jumat (29/4).

??Putin melontarkan ancaman baru itu ketika berbicara kepada para senator di St Petersburg pada hari Rabu (27/4), tekanan tersebut ditujukan kepada negara-negara yang ikut campur dalam perangnya di Ukraina, dengan klaim bahwa negara-negara itu telah mengusahakan untuk merubah Ukraina menjadi negara "anti-Rusia".

"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," ujar Putin.

Meski begitu, serangan secepat kilat yang dimaksud Putin ditafsirkan media-media Barat sebagai serangan rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat berkecepatan hipersonik yang bisa membawa 15 hulu ledak nuklir dalam sekali tembak.

"Semua keputusan tentang ini masalah telah dibuat," tambah Putin.

Seperti diketahui, Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari. Moskow memakai narasi "operasi militer khusus", bukan invasi atau perang, dalam mendefinisikan tindakannya di negara tetangga.

Tepat 27 Februari, presiden Putin memerintahkan pasukan pasukan nuklir dalam kondisi siaga tinggi sebagai tanggapan atas pernyataan agresif oleh anggota NATO terhadap Moskow.

Namun Wallace mengatakan dia tidak berpikir Putin akan menggunakan senjata nuklir, dan berpendapat bahwa apa yang disebut invasi kilat ke Ukraina oleh presiden Rusia tidak berjalan dengan baik.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top