Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penjualan MQ-9 ke Taiwan

Gedung Putih Surati Kongres AS

Foto : MASSOUD HOSSAINI/AFP

Drone MQ-9 Reaper

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Gedung Putih melanjutkan proses penjualan senjata canggih buatan Amerika Serikat ke Taiwan dengan memberitahukan ke Kongres tentang penjualan drone militer canggih MQ-9 Reaper dan sistem rudal pertahanan garis pantai.

Rencana penjualan ini merupakan pemberitahuan keempat setelah tiga pemberitahuan sebelumnya ke Kongres pada Senin. Salah satu sumber mengatakan penjualan itu senilai sekitar 73,5 triliun rupiah. Angka penjualan senjata canggih ke negara lain sering kali termasuk biaya pelatihan, suku cadang, dan biaya lainnya.

Presiden AS, Donald Trump, memang berencana menjual lebih banyak drone militer canggih ke sejumlah negara. AS menafsir ulang perjanjian kontrol senjata yang bernama Missile Technologi Control Regime watau MTCR.

AS juga bakal menjual sistem senjata pertahanan garis pantai yaitu Harpoon anti-ship missiles buatan Boeing. Harga penjualan sekitar 100 rudal canggih ini sekitar sekitar 29,4 triliun rupiah.

Drone MQ-9 Reaper adalah satu pesawat yang pernah digunakan AS untuk membunuh Jenderal top Iran, Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, Jumat (3/1).

Drone MQ-9 Reaper merupakan drone buatan General Atomics Aeronautical Systems, perusahaan AS yang khusus memproduksi pesawat tanpa awak dan radar militer. MQ-9 Reaper mampu terbang lebih dari 40 jam dan terbang sejauh 1.200 mil dengan muatan ringan.

Pesawat ini juga dapat membawa empat senjata dengan berat total lebih dari 4.500 pound (sekitar 2.000 kilogram). MQ-9 memiliki bentang sayap 20,1 meter, panjang 11 meter, tinggi 12,5 meter, dan berat 2,2 ton.

Kecepatan maksimalnya mencapai 230 mil per jam atau 200 knot. Drone tersebut memiliki kemampuan unik untuk melakukan serangan, koordinasi dan pengintaian target. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top