Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gawat Sekali, Tiongkok Tuduh AS, Inggris, dan Australia Lakukan Transfer Bahan Nuklir Berisiko Tinggi Lewat Laut

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok telah menuduh AS, Inggris, dan Australia melakukan transfer bahan nuklir yang berisiko di bawah pakta AUKUS. Duta besar Beijing untuk PBB, Wang Qun, meminta badan pengawas atom untuk membuat kesepakatan itu dengan pengawasan yang lebih besar.

Berbicara setelah pertemuan Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada hari Senin (12/9) kemarin, utusan PBB Wang Qun mengatakan misi Tiongkok telah meminta diskusi formal tentang "transfer bahan nuklir dalam konteks AUKUS dan pengamanannya dalam semua aspek. di bawah NPT [Nuklir Non Proliferation Treaty]."

"AUKUS melampaui rezim non-proliferasi internasional yang ada dan mandat Sekretariat IAEA. Masalah ini tidak boleh ditangani oleh tiga negara saja dan harus ditangani oleh negara-negara anggota IAEA," katanya dikutip dari RT, seraya menambahkan bahwa ketiga negara "telah mengabaikan diskusi terkait AUKUS pada pertemuan Dewan IAEA."

Amerika Serikat, Inggris dan Australia menandatangani perjanjian 'AUKUS' tiga arah tahun lalu, di mana dua negara terakhir berjanji untuk membantu Canberra mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir. Kesepakatan itu sangat kontroversial pada saat itu, membuat Australia membatalkan kontrak yang sebelumnya dibuat untuk menerima kapal selam buatan Prancis, sebuah langkah yang memicu kemarahan diplomatik dari Paris.

Menanggapi tuduhan serupa dari Tiongkok pada bulan Agustus, AS, Inggris, dan Australia bersikeras bahwa mereka berkomitmen untuk melakukan transfer bahan nuklir - yaitu uranium yang diperkaya tinggi untuk digunakan di reaktor kapal selam - "dengan cara yang memenuhi kemungkinan tertinggi. standar non-proliferasi."Unit daya yang digunakan oleh kapal selam "dirancang sedemikian rupa sehingga pemindahan bahan nuklir akan sangat sulit dan akan membuat unit daya, dan kapal selam, tidak dapat dioperasikan," kata ketiga negara dalam kertas kerja yang dikirim ke PBB, memastikan transfer akan aman.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top