Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gawat Apakah Ini Akan Berdampak ke Indonesia, Imbas Resesi Bagi Warga AS, PHK hingga Sulit Beli Rumah

Foto : ANTARA/REUTERS/Bob Riha Jr

Foto Dokumen: Derek dan kontainer terlihat di Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, California 6 Februari 2015 dalam gambar udara ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ekonomi Amerika Serikat (AS) terkontraksi 0,9 persen pada kuartal II 2022. Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) semakin meningkatkan risiko resesi ekonomi yang bakal dialami Negeri Paman Sam.

Sebelumnya, AS juga mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,4 persen pada kuartal I 20222 di tengah penurunan dana bantuan covid-19 dari pemerintah.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, AS juga mengalami lonjakan inflasi belakangan ini. Tercatat, inflasi AS sempat menyentuh 9,1 persen pada Juni lalu. Inflasi itu merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

kibatnya, bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin demi mengatasi inflasi.

Dalam pengumuman yang disampaikan oleh Gubernur bank sentral AS Jerome Powell, mereka menuturkan masih akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif demi mengatasi lonjakan inflasi tersebut.

Lantas bagaimana dampak resesi terhadap warga AS?

Dikutip dari CNN Business, Minggu (31/7), pemutusan hubungan kerja (PHK) telah meningkat di di beberapa industri seperti perbankan hipotek, fintech, konstruksi dan otomotif. Jika resesi melanda, PHK disebut mungkin akan lebih tinggi dan lebih meluas. Para pemberi kerja mungkin bisa menarik kembali perekrutan.

Namun, tidak semua orang akan menghadapi risiko yang sama. Jika suatu pekerjaan sangat diminati, seperti insinyur TI atau eksekutif tingkat atas, kemungkinan besar seseorang akan mendapatkan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan, dan bahkan melihat kenaikan gaji dan bonus.

Ekonom Mortgage Bankers Association Mike Fratantoni mengatakan pasar perumahan akan terpengaruh oleh resesi, terutama bila PHK meningkat.

Penjualan rumah pelan-pelan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga hipotek/kredit yang membuat rumah kurang terjangkau bagi pembeli.

"Kami memperkirakan tingkat pengangguran naik dalam jumlah kecil hingga menengah, yang ditambah dengan tantangan keterjangkauan akan menurunkan permintaan [untuk rumah]," ungkap Fratantoni.

Itu berarti penjual rumah tidak lagi dapat memberi harga properti mereka 15 persen lebih tinggi dari harga rumah tetangga mereka yang baru saja dijual. Mereka harus berharap bahwa rumah mereka akan memakan waktu lebih lama untuk dijual.

Meskipun akan semakin mahal untuk mengambil hipotek karena kenaikan suku bunga, pembeli akan menghadapi persaingan yang lebih sedikit untuk setiap properti.

Ketika harus memutuskan apakah akan mengajukan penawaran, Fratantoni mengatakan mereka mungkin menghabiskan beberapa hari untuk memikirkannya, bukan berjam-jam.

Meskipun tidak bisa mengendalikan siklus, warga AS dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi potensi efek negatif resesi. Pertama, siapkan dana darurat.

Perencana keuangan Jamie Lima merekomendasikan rumah tangga berpenghasilan tunggal untuk menyiapkan biaya hidup selama 12 bulan ke depan untuk mengantisipasi kehilangan pekerjaan.

Sementara, rumah tangga berpenghasilan ganda disarankan menyiapkan dana darurat untuk 6 bulan karena kecil kemungkinannya kedua penerima akan diberhentikan dari pekerjaan.

Sebelumnya diberitakan, ekonomi Amerika Serikat menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut, memenuhi definisi buku teks tentang resesi, tetapi pasar kerja dan data ekonomi lainnya tetap sehat.

Produk domestik bruto (PDB) AS, yang mengacu pada nilai semua barang dan jasa yang diproduksi AS, menyusut 0,9 persen pada tingkat tahunan di kuartal April-Juni, menurut data dari Departemen Perdagangan Kamis (28/7). Penurunan terjadi setelah penurunan 1,6 persen pada kuartal lalu.

Dua penurunan PDB berturut-turut memenuhi definisi teknis resesi, meskipun para ekonom mengatakan ada sejumlah kriteria lain yang perlu dipertimbangkan. Banyak sektor dan perusahaan bernasib sangat baik, dan beberapa ekonom mengatakan ini juga harus dipertimbangkan.

Penurunan PDB terjadi di tengah latar belakang lonjakan inflasi dan upaya Federal Reserve AS - sejauh ini tidak membuahkan hasil - untuk mengendalikannya dengan kenaikan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade.

Ada "terlalu banyak indikasi" bahwa langkah anti-inflasi Fed "mempersiapkan kita untuk pendaratan ekonomi yang sulit pada akhir tahun," Desmond Lachman, rekan senior di American Enterprise Institute, mengatakan kepada Xinhua.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top