Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bauran Energi | Pada 2025, Pasokan Energi Primer Batu Bara Diproyeksikan Tumbuh 119,8 MTOE

Gasifikasi Batu Bara Bukan EBT

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia masih bertahan manfaatkan energi kotor untuk menghadirkan listrik bagi masyarakat dan industri yang justru dapat merugikan perekonomian nasional di masa depan.

JAKARTA - Di saat banyak negara di dunia berupaya mengembangkan energi terbarukan dari sumber daya ramah lingkungan, Indonesia justru menyulap batu bara menjadi gas. Dalam jangka panjang, pemanfaatan energi fosil dan turunannya justru akan merugikan perekonomian nasional.

Ekonom Senior, Faisal Basri, menegaskan gasifikasi batu bara bukan masuk dalam kategori energi terbarukan alias ramah lingkungan dan berkelanjutan. Merujuk dokumen Kebijakan Energi Nasional, lanjut dia, pemanfaatan batu bara dan minyak bumi memang turun, tetapi volumenya justru meningkat hampir dua kali lipat.

Pada 2025, pasokan energi primer batu bara diproyeksikan tumbuh sebesar 119,8 MTOE dengan volume kesetaraan 205,3 juta ton. Namun saat 2050, angka bauran energi primer batu bara turun menjadi 25,3 persen dengan peningkatan jumlah 255,9 MTOE dan volume kesetaraan sebesar 438,8 juta ton.

Faisal mengingatkan saat banyak negara sudah mulai beralih dari pemanfaatan energi fosil ke energi terbarukan (EBT), seperti Nordik, Indonesia masih bertahan manfaatkan energi kotor untuk menghadirkan listrik bagi masyarakat dan industri yang justru dapat merugikan perekonomian nasional di masa depan karena akan mendapatkan pelarangan ekspor dari negara- negara rendah karbon.

"Orang lain sudah hijrah total, sehingga nanti produk Indonesia akan di-ban. Nanti kita marah lagi, kita dijajah dunia, kita didikte tidak berdaulat yang ada ini kedaulatan global," ujarnya dalam diskusi daring bertajuk Peluang Ekonomi Pasca-Leaders Summit on Climate yang dipantau di Jakarta, Selasa (27/4).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top