Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi I Masyarakat Diajak Awasi Tahapan Pemilihan Umum

Ganjar Pranowo: Jateng Harus Jadi Contoh Pemilu Damai

Foto : ISTIMEWA

GANJAR PRANOWO Gubernur Jateng - Jangan golput, ajak semua orang memilih pemimpin yang terbaik, yang memahami, mengerti, dan bisa menyejahterakan rakyat.

A   A   A   Pengaturan Font

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan Provinsi Jateng harus menjadi contoh pelaksanaan pemilu yang damai dan menyenangkan. Semua warga diajak untuk menyukseskan pesta demokrasi pada tahun 2024.

"Mari kita sukseskan Pemilu 2024. Gunakan hak suara panjenengan dengan damai, bahagia, dan senang. Ini kontestasi rutin lima tahunan, terlalu sayang jika menjadi penyebab pertikaian, permusuhan, dan perpecahan. Jateng harus jadi contoh pemilu damai, adil, dan jujur," kata Ganjar saat menghadiri acara Jambore Kebangsaan Kawal Pemilu Damai 2024, di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Minggu (3/9).

Seperti dikutip dari Antara, Gubernur Jateng dua periode itu juga meminta masyarakat untuk mengawasi semua proses dan tahapan Pemilu 2024 agar tidak terjadi praktik politik uang dan kampanye hitam serta berita bohong.

"Jangan golput, ajak semua orang memilih pemimpin yang terbaik, yang memahami, mengerti, dan bisa menyejahterakan rakyat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menerima deklarasi pemilu damai yang disampaikan oleh 35 pemuda/pemudi perwakilan dari seluruh daerah di Jawa Tengah. Dalam deklarasi itu, anak muda Jateng siap mengawal pemilu berjalan aman, damai, jujur, dan adil.

"Saya senang anak muda mendeklarasikan pemilu damai. Mereka peduli untuk mengawasi pemilu, sepakat menghindari hoaks, dan menjaga suasana kebatinan masing-masing," kata Ganjar.

Imbauan Menag

Sementara itu, menjelang tahun politik 2024, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat dan menggunakan agama sebagai alat politik.

"Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," kata Menag Yaqut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Menag Yaqut juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

"Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat, masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil Islami, tok," kata Menag.

Karena itu, pemimpin yang ideal, menurutnya, harus mampu menjadi rahmat bagi semua golongan.

"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," tegasnya.

Menag menyampaikan pentingnya penelusuran rekam jejak saat menentukan calon pemimpin bangsa. Hal ini, kata dia, bertujuan agar bangsa Indonesia memperoleh pemimpin yang amanah dan dapat mengemban tanggung jawab kemajuan negeri ini.

"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden, dan wakil presiden, kita lihat betul rekam jejaknya," seru Menag.

Ia menyampaikan hal tersebut di Garut, Jawa Barat, dalam rangka menghadiri Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat.

Menag berharap tarekat Tijaniyah dapat mengambil peran yang lebih besar menjelang tahun politik untuk mendamaikan umat, agar umat bisa tetap tenang, teduh, dan damai meskipun berbeda-beda dalam pilihannya.

"Bagaimana memilih pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, bisa diberikan amanah untuk memimpin bangsa besar. Bangsa yang memiliki keragaman, bangsa yang memiliki banyak perbedaan, tetapi itu menjadi kekuatan kita," ujar Menag.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top