Gangguan Vaksinasi Picu Campak di Dunia Melonjak 79 Persen
VAKSIN CAMPAK I Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin campak di sebuah rumah sakit di ibu kota Montenegro, Podgorica, belum lama ini
Foto: SAVO PRELEVIC/AFPJENEWA - Kasus penyakit campak di seluruh dunia melonjak 79 persen dalam dua bulan pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan PBB yang bergerak untuk kesejahteraan anak (UNICEF) memperingatkan akan wabah serius dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin itu.
Kedua lembaga internasional mengingatkan lonjakan kasus campak merupakan tanda mengkhawatirkan dari peningkatan risiko penyebaran penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, namun dapat memicu wabah yang lebih besar.
Berdasarkan data yang dilansir WHO dan UNICEF, sebanyak 17.338 kasus campak dilaporkan di seluruh dunia sepanjang Januari dan Februari 2022, dibandingkan jumlah kasus sebanyak 9.665 kasus selama dua bulan pertama tahun 2021.
Dikatakan, campak merupakan penyakit sangat menular sehingga kasus cenderung muncul dengan cepat ketika tingkat vaksinasi menurun. Badan di bawah naungan PBB itu khawatir, wabah campak bisa menyulut wabah penyakit lain yang tidak menyebar dengan cepat.
Terlepas dari efek langsungnya pada tubuh yang bisa mematikan, virus campak juga melemahkan sistem kekebalan dan membuat anak lebih rentan terhadap penyakit menular lainnya, seperti pneumonia dan diare.
Sebagian besar kasus campak terjadi di lingkungan yang menghadapi kesulitan sosial dan ekonomi akibat Covid-19, konflik, atau krisis lainnya. Selain itu, lingkungannya kurang memiliki infrastruktur kesehatan yang memadai, bahkan lemah secara kronis.
"Campak lebih dari penyakit berbahaya dan berpotensi mematikan. Ini juga merupakan indikasi awal bahwa ada kesenjangan dalam cakupan imunisasi global, kesenjangan yang tidak terjangkau oleh anak-anak rentan," kata Direktur Eksekutif Unicef, Catherine Russell.
"Pelonggaran kegiatan masyarakat saat pandemi Covid-19 di tempat-tempat di mana anak-anak tidak menerima vaksinasi rutin, menciptakan badai yang sempurna untuk penyebaran penyakit seperti campak," kata Catherine.
Kebangkitan Penyakit Mematikan
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan imunisasi, sistem kesehatan kewalahan, dan sekarang dunia melihat kebangkitan penyakit mematikan termasuk campak.
"Untuk banyak penyakit lain, dampak gangguan terhadap layanan imunisasi ini akan terasa selama beberapa dekade mendatang," jelas Tedros.
"Sekarang merupakan saatnya untuk mendapatkan imunisasi yang penting sebagaimana lasimnya dan meluncurkan kampanye untuk mengejar ketertinggalan sehingga semua orang bisa memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa," kata Tedros.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Penjabat Gubernur Jatim Apresiasi Pembangunan Pondok Lansia Madiun
Berita Terkini
- Kementerian PU Pastikan Kesiapan Logistik untuk Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem pada Puncak Musim Penghujan
- Ternyata Indonesia Masuk dalam 4 Besar Negara yang Warganya Gandrung Bola Basket
- Malut United Menang dengan Skor 3-1 di Markas PSIS Semarang
- Diskresi Kepolisian, Contraflow di Tol Jagorawi Arah Jakarta Ditutup
- Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan