Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Game Harry Potter "Hogwarts Legacy" Banjir Kontroversi

Foto : DW/Warner Bross Entertainment Inc
A   A   A   Pengaturan Font

Namun, sejumlah gamer, termasuk gamer trans, banyak yang mempertanyakan efektifitas boikot semacam itu. Gamer lainnya mengatakan, mereka akan mencoba membeli game bekas, atau bahkan mendapatkan salinan game bajakan. Yang lainnya berargumen agar orang-orang memisahkan pencipta dari ciptaan mereka. Banyak juga yang mengatakan pentingnya Wizarding World Harry Potter bagi masa kanak-kanak begitu banyak orang.

Akan tetapi, dapatkah pandangan publik tentang pencipta Harry Potter ini dipisahkan sepenuhnya dari apa yang benar-benar terjadi di dunia nyata terhadap kelompok yang terpinggirkan?

Di Amerika Serikat, legislator di beberapa negara bagian telah merancang lebih banyak undang-undang yang ditujukan untuk membatasi hak-hak kaum transgender. Dan sentimen antitrans di Inggris telah menyebabkan keretakan politik antara Skotlandia dan Inggris. Kaum trans, terutama transpuan kulit berwarna, terus menjadi sasaran kekerasan yang sering kali hingga menimbulkan korban jiwa.

Pengembang atau developer game, Portkey Games, secara hati-hati mengungkapkan, meskipun Hogwarts Legacy adalah game berlisensi resmi, JK Rowling sendiri tidak terlibat dalam pengembangan cerita dalam game ini. Namun tetap saja, Rowling akan menerima uang dari melisensikan kekayaan intelektualnya kepada para pengembang.

Tampaknya, Portkey juga semakin menjauhkan diri dari Rowling dengan menambahkan, karakter Sirona Ryan, yakni transgender pertama dalam waralaba tersebut. Game ini juga memungkinkan pemain membuat karakter transgender dengan opsi penyesuaian.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top