Filipina Muncul Sebagai Pelopor Energi Terbarukan di Asia Tenggara
Kincir angin di kota Burgos, di Provinsi Ilocos Norte, baru-baru ini.
"Minat dari pengembang energi terbarukan meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena turunnya biaya peralatan dan sektor listrik dalam negeri menjadi lebih paham tentang cara membangun dan mengoperasikan fasilitas," kata Lawrence Fernandez, kepala ekonomi utilitas di Manila Electric, pengecer listrik terbesar di negara tersebut.
Berbeda dengan banyak negara tetangganya, di mana badan usaha milik negara mendominasi pasar listrik, Filipina mengizinkan perusahaan swasta untuk mengambil bagian dalam pembangkitan dan penjualan listrik.
"Tidak ada satu pun entitas negara yang menjadi pemain dominan dan memungkinkan inovasi berkembang," kata Ramnath Iyer, pemimpin penelitian keuangan berkelanjutan di Asia di Institute for Energy Economics and Financial Analysis (Ieefa).
Aturan yang jelas, tambah dia, dalam menyambut investasi asing membuat perusahaan lebih nyaman memasukkan uang ke dalam negeri.
Filipina juga telah mengamanatkan pemasok listrik harus meningkatkan energi dari sumber terbarukan setidaknya 2,52 persen setiap tahun mulai tahun 2023, naik dari 1 persen per tahun pada tahun 2020. Hal ini merupakan kebijakan yang penting, menurut Eric Francia, CEO Filipina, unit energi milik konglomerat Ayala Corp, Acen.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya