Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I AU Tiongkok Lakukan Manuver Berbahaya terhadap Pesawat Militer Filipina

Filipina Kecam Tindakan Ceroboh Tiongkok di Scarborough Shoal

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Tindakan Sembrono l Dua petugas Penjaga Pantai Tiongkok sedang mengambil gambar kapal milik Biro Perikanan Filipina dengan kamera saat kapal yang mereka naiki membuntuti kapal BRP Datu Tamblot  tak jauh dari Scarborough Shoal, LTS, pada 15 Februari lalu. Pada Minggu (11/8), Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, mengecam tindakan ilegal dan sembrono yang dilakukan Angkatan Udara Tiongkok terhadap pesawat militer Filipina yang pekan lalu berpatroli di Scarborough Shoal.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, pada Minggu (11/8) mengecam apa yang disebutnya sebagai tindakan ilegal dan sembrono yang dilakukan Angkatan Udara Tiongkok pekan lalu terhadap pesawat militer Filipina yang berpatroli di terumbu karang Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan.

Dua pesawat Angkatan Udara Tiongkok melakukan manuver berbahaya dan menjatuhkan suar di jalur pesawat turboprop Angkatan Udara Filipina di atas Scarborough Shoal pada Kamis (8/8) pekan lalu, menurut militer Filipina.

Manila mengatakan tindakan Tiongkok membahayakan nyawa awaknya walau pesawat patroli Filipina tersebut bisa kembali dengan selamat ke pangkalan.

"Tindakan Tiongkok tidak dapat dibenarkan, ilegal dan ceroboh, terutama karena pesawat PAF (Angkatan Udara Filipina) sedang melakukan operasi keamanan maritim rutin di wilayah udara kedaulatan Filipina," ucap Presiden Marcos Jr dalam sebuah pernyataan.

Presiden Filipina itu pun menyatakan mengutuk keras insiden tersebut, kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa pihaknya mengkhawatirkan akan terjadi ketidakstabilan di wilayah udara Filipina.

Tiongkok pada Sabtu (10/8) membela operasinya dengan mengatakan pihaknya telah mengorganisir angkatan laut dan udara untuk secara sah (untuk mengusir) pesawat Filipina, menyusul pemberian peringatan berulang kali.

"Kami dengan tegas memperingatkan Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran, provokasi, dan distorsi," kata sebuah pernyataan dari Komando Armada Wilayah Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, seraya menambahkan bahwa Tiongkok memiliki kedaulatan yang tidak dapat disangkal atas Pulau Huangyan (Scarborough Shoal) dan perairan di sekitarnya.

Titik Pertikaian

Insiden terbaru ini terjadi setelah serangkaian konfrontasi yang semakin tegang antara Manila dan Beijing, yang mengklaim sebagian besar wilayah LTS dan merebut perairan dangkal tersebut setelah perselisihan dengan Filipina pada tahun 2012.

Pada bulan Juni lalu, militer Filipina mengatakan salah satu pelautnya kehilangan jempol dalam konfrontasi di Second Thomas Shoal di wilayah lain LTS, ketika Penjaga Pantai Tiongkok juga menyita atau menghancurkan peralatan Filipina termasuk senjata.

Beijing menyalahkan Manila atas eskalasi ini dan mempertahankan tindakannya untuk melindungi klaimnya adalah sah dan proporsional.

Setelah bentrokan Second Thomas Shoal, kedua negara menyetujui sebuah pengaturan sementara untuk pengiriman pasokan bagi pasukan Filipina yang berada di sebuah kapal perang usang yang sengaja dikandaskan di atas terumbu karang di LTS, dan juga untuk meningkatkan jumlah jalur komunikasi untuk menyelesaikan perselisihan di jalur air tersebut.

Aksi Angkatan Udara Tiongkok pada Kamis terjadi sehari setelah Tiongkok melakukan patroli tempur di dekat Scarborough Shoal untuk menguji kemampuan serangan pasukannya.

Scarborough Shoal adalah rangkaian terumbu dan bebatuan berbentuk segitiga, terletak 240 kilometer sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina dan hampir 900 kilometer dari Hainan, daratan utama Tiongkok yang terdekat.

Meskipun terjadi insiden pada pekan lalu, Filipina mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya akan terus berpatroli di zona ekonomi eksklusifnya, yang ditetapkan oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut sebagai perairan di luar wilayah laut negara pesisir dimana negara tersebut mempunyai hak kedaulatan untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasinya. sumber daya alam.

"Angkatan Bersenjata Filipina menegaskan kembali tekad kami untuk melakukan operasi pengawasan rutin sesuai dengan hukum internasional," kata juru bicara militer Filipina, Francel Padilla, dalam sebuah sesi wawancara dengan sebuah stasiun radio lokal. "Kami akan tetap setia menjaga kedaulatan dan keamanan negara kami atas domain maritim Filipina," tegas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top