Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular I 517 Kematian akibat Cacar Monyet di Afrika

Filipina Deteksi Kasus Mpox Pertama di 2024

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Departemen Kesehatan atau Department of Health (DOH) Filipina, mengumumkan telah mendeteksi kasus virus mpox di negara itu pertama sejak Desember 2023. Saat ini pihaknya sedang menunggu hasil tes sebelum dapat menentukan jenisnya.

"Pasien adalah seorang pria Filipina berusia 33 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar Filipina," kata juru bicara DOH, Albert Domingo, di Manila, Senin (19/8).

"Kami sedang menunggu hasil pengurutan dan akan memperbaruinya setelah tersedia," ujarnya tentang strain tersebut.

Dikutip dari The Straits Times, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation, pada 14 Agustus menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan global, bentuk peringatan tertinggi, menyusul wabah di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.

Bentuk baru virus ini telah memicu kekhawatiran global karena tampaknya mudah menyebar melalui kontak dekat yang rutin.

Kasus varian baru tersebut dikonfirmasi pada 15 Agustus di Swedia dan dikaitkan dengan wabah yang berkembang di Afrika, tanda pertama penyebarannya ke luar benua. Pakistan pada 16 Agustus mengonfirmasi sedikitnya satu kasus virus mpox pada seorang pasien yang baru kembali dari negara Teluk, tetapi mengatakan belum mengetahui jenis virus tersebut.

Kasus baru di Filipina ini merupakan kasus ke-10 yang dikonfirmasi laboratorium yang dideteksi oleh departemen kesehatan. Kasus pertamanya terjadi pada bulan Juli 2022.

"Gejala-gejala tersebut dimulai lebih dari seminggu yang lalu dengan demam, yang diikuti empat hari kemudian dengan munculnya ruam yang jelas pada wajah, punggung, tengkuk, badan, selangkangan, serta telapak tangan dan telapak kaki," kata DOH dalam sebuah pernyataan.

Gejala Mirip Flu

Penyakit ini menimbulkan gejala mirip flu dan lesi berisi nanah. Penyakit ini biasanya ringan tetapi dapat membunuh anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, yang semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

Sementara itu, Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa pada Sabtu (17/8) menyatakan kekhawatiran mendalam terkait pesatnya penyebaran penyakit mpox di Afrika, seraya menyerukan dukungan internasional bagi benua itu dalam penanganan wabah yang sedang berlangsung.

"Saya sangat khawatir dengan penyebaran mpox yang cepat di beberapa daerah di Uni Afrika, dengan peningkatan signifikan dalam hal kasus infeksi dan kematian, yang menunjukkan adanya pergeseran mengkhawatirkan dalam pola epidemiologi," ujar Ramaphosa.

Dalam pernyataan tersebut, dia mengatakan sejak 2024, sebanyak 17.541 kasus dan 517 kematian akibat penyakit mpox telah dilaporkan di 13 negara anggota UA.

"Pekan ini, tambahan tiga negara melaporkan sejumlah kasus yang sedang diperiksa untuk mendapatkan konfirmasi. Penambahan itu dapat meningkatkan jumlah keseluruhan (negara yang melaporkan kasus mpox) menjadi 16 negara. Yang mengkhawatirkan, jumlah kasus yang dilaporkan pada 2024 telah melonjak 160 persen dibanding periode yang sama pada 2023," tambahnya.

Sang presiden mengatakan sebagai ketua PPPR, dia mendukung penuh Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika dalam mendeklarasikan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top