Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Presiden Marcos Jr Ingin Percepat Pembicaraan Kode Etik di Laut

Filipina Cecar Tiongkok di Pertemuan Asean

Foto : AFP/NHAC NGUYEN AFP

Pertemuan Asean l ­PM Kanada, Justin Trudeau (berdiri), berjabat tangan dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, di KTT khusus Asean-Kanada di Vientiane, Laos, Kamis (10/10). Sebelumnya pada pertemuan Asean, Presiden Marcos Jr mencecar Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, atas bentrokan yang baru-baru ini terjadi di LTS.

A   A   A   Pengaturan Font

VIENTIANE - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, mencecar Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, atas bentrokan baru-baru ini di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada pembicaraan puncak regional hari Kamis (10/10) karena kekhawatiran bahwa konflik dapat meletus di jalur perairan yang disengketakan itu.

"Kami (Filipina) terus menjadi sasaran pelecehan dan intimidasi," ucap Presiden Marcos Jr. "Para pihak-pihak (yang bertikai) harus sungguh-sungguh terbuka untuk mengelola perbedaan secara serius dan mengurangi ketegangan," imbuh dia.

PM Li bertemu dengan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) yang beranggotakan 10 orang pada pertemuan tingkat tinggi di Laos setelah seharian pembahasan didominasi oleh isu perang saudara Myanmar.

Sebelumnya telah terjadi serangkaian bentrokan hebat antara kapal-kapal Tiongkok dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir di perairan sekitar terumbu karang dan pulau-pulau yang disengketakan di LTS.

"Presiden Marcos Jr mengangkat isu tersebut dalam pertemuan dengan PM Li dengan menyatakan bahwa Anda tidak dapat memisahkan kerja sama ekonomi dari keamanan politik," ungkap seorang diplomat Asia tenggara yang menghadiri pertemuan tersebut kepada wartawan.

"Dalam pertemuan itu, Presiden Marcos Jr mengatakan bahwa Asean dan Tiongkok tidak dapat berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja di bidang ekonomi ketika ada ketegangan di bidang politik," imbuh diplomat Asia tenggara tersebut.

Presiden Marcos Jr juga mengatakan kedua pihak harus mempercepat pembicaraan mengenai kode etik di laut.

Sebelumnya pada Rabu (9/10) para pemimpin Asean mengulangi seruan lama mereka untuk menahan diri dan menghormati hukum internasional di LTS, menurut rancangan pernyataan ketua KTT yang dilihat oleh AFP.

Meningkatnya frekuensi dan intensitas bentrokan di jalur perairan yang disengketakan tersebut memicu kekhawatiran bahwa situasi dapat meningkat.

"LTS adalah masalah yang nyata dan mendesak, dengan risiko nyata berupa kecelakaan yang dapat berubah menjadi konflik," ucap PM Singapura, Lawrence Wong, menyampaikan kepada para pemimpin negara lainnya dalam pertemuan puncak pada Rabu.

Bentrokan di Laut

Pertemuan dengan PM Li digelar menyusul terjadinya serangkaian bentrokan kekerasan, khususnya dengan Filipina di sekitar Kepulauan Spratly. Sebelumnya dilaporkan bahwa Penjaga Pantai Tiongkok dan kapal-kapal lain telah menabrak, menggunakan meriam air terhadap dan memblokir kapal-kapal pemerintah Filipina.

"Perilaku seperti itu tidak luput dari perhatian publik kita dan juga masyarakat internasional," kata Presiden Marcos Jr. "Kita semua akan membutuhkan upaya bersama dan mendesak untuk mengambil tindakan guna mencegah terulangnya kembali kejadian seperti itu," imbuh dia.

Vietnam juga mengeluarkan kecaman keras bulan ini setelah beberapa nelayannya diserang dan dirampok di Kepulauan Paracel oleh apa yang disebutnya sebagai "pasukan penegak hukum Tiongkok".

Beijing menanggapi bahwa kepulauan itu adalah wilayah kedaulatannya dan personelnya mengambil tindakan untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal oleh Vietnam.

Selama bertahun-tahun Tiongkok berupaya memperluas kehadirannya di wilayah laut yang disengketakan, menepis putusan internasional yang menyatakan klaimnya terhadap sebagian besar jalur air itu tidak memiliki dasar hukum.

Mereka telah membangun pulau-pulau buatan yang dipersenjatai dengan sistem misil dan landasan pacu untuk jet tempur, serta mengerahkan kapal-kapal yang menurut Filipina mengganggu kapal-kapalnya dan menghalangi para nelayannya.AFP/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top