Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Maritim I Manila Terapkan Strategi Baru untuk Pertahankan Wilayah dan Ekonomi

Filipina Akan Libatkan AS dalam Eksplorasi Migas di LTS

Foto : AFP/ Andrew Harnik

Dubes Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina mengandalkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk memainkan peran penting dalam rencananya mengeksplorasi sumber daya energi di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan. Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, beberapa hari lalu.

Menurut Dubes Romualdez, negaranya berupaya memanfaatkan hubungan keamanan yang semakin erat dengan Washington DC untuk memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.

"Jika tiba saatnya kami akan mulai menjelajahinya, kami akan mempunyai pilihan untuk melihat bagaimana kami dapat mengamankan ekspedisi tersebut," kata Dubes Romualdez dalam sebuah sesi wawancara di Manila pada 5 Maret lalu.

"Kami akan menjalin bekerja sama dengan sekutu kami, tidak hanya dengan AS, tetapi juga Jepang dan Australia," imbuh dia.

Filipina saat ini sedang menjajaki beberapa opsi dalam upayanya memanfaatkan LTS yang kaya sumber daya, perairan yang hampir seluruh wilayahnya saat ini diklaim oleh Tiongkok. Menurut laporan dari Administrasi Informasi Energi AS, perairan tersebut diperkirakan menyimpan sejumlah besar minyak dan gas.

Mengundang perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi dalam upaya eksplorasi dan pengembangan serta berdiskusi dengan negara-negara seperti Vietnam yang juga memiliki klaim yang tumpang tindih dengan Tiongkok, adalah salah satu tindakan yang mungkin dilakukan, kata Dubes Romualdez.

Filipina mengimpor hampir seluruh kebutuhan bahan bakarnya dan telah berusaha selama bertahun-tahun untuk memulai eksplorasi energi di perairan yang disengketakan, termasuk melalui kemitraan dengan Tiongkok. Namun, negosiasi antara Manila dan Beijing terhenti di tengah meningkatnya ketegangan, dengan kapal penjaga pantai mereka baru-baru ini kembali bentrok di laut.

Di tengah perselisihannya dengan Tiongkok, negara Asia tenggara ini menerapkan strategi baru untuk mempertahankan wilayah dan kepentingan ekonominya. Baru-baru ini, Filipina juga menandatangani beberapa perjanjian keamanan dengan negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Kanada.

"Kini Filipina dan sekutunya bergerak dengan cara yang penuh perhitungan," ucap Dubes Romualdez seraya menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana energi tersebut. "Ini adalah bagian dari paket kebijakan energi kami," imbuh dia.

Ketika Filipina membangun aliansi keamanannya di tengah ketegangan dengan Beijing, Filipina ingin kemitraan ini menghasilkan lebih banyak perdagangan dan investasi, kata Dubes Romualdez.

"Meskipun kita memiliki semua hubungan pertahanan ini, intinya adalah kemakmuran ekonomi. Jika kita tidak memiliki keamanan ekonomi, kita bisa mendapatkan semua perjanjian pertahanan ini, dan itu tidak akan berarti apa-apa bagi kita," kata dia.

Strategi Investasi

Tiongkok juga tertarik untuk memperoleh manfaat dari perairan yang kaya sumber daya tersebut. Presiden Xi Jinping bahkan telah meminta militer untuk menyelaraskan strategi maritimnya dengan pembangunan ekonomi, yang mungkin akan semakin memperparah perselisihannya dengan Filipina.

Dalam sesi wawancara lain menjelang datangnya misi perdagangan dan investasi AS pekan ini, Dubes Romualdez mengatakan Presiden Marcos Jr sedang mencoba memanfaatkan pengaruhnya yang meningkat di panggung global untuk memenangkan kesepakatan bagi negara tersebut. Seperti telah diketahui selama setahun terakhir, Presiden Marcos Jr telah memperdalam hubungan keamanan dengan AS.

"Presiden Marcos Jr sangat tertarik untuk mencoba menangkap peluang investasi yang terbuka bagi kita sekarang karena kita berada di pusatnya," ungkap Dubes Romualdez. "Bahkan negara-negara Eropa pun telah menaruh minat," imbuh dia.

Meskipun hubungan yang kuat antara Filipina dan AS merupakan suatu keuntungan, persaingan untuk mendapatkan investasi di antara negara-negara Asia tenggara sangat ketat.

Marcos harus membuktikan bahwa pemerintahannya dapat menyediakan lingkungan bisnis yang kondusif. ST/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top