Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Fambiz Harus Adaptif Terhadap Kemajuan

Foto : Istimewa.

Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy dalam gelaran Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2023 di Raia Hotel, Kuching, Sarawak, Malaysia, 30 November–1 Desember 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bisnis keluarga atau Family Business (fambiz) harus adaptif terhadap perkembangan global. Jika tidak maka akan tergilas oleh kemajuan itu sendiri dan akhirnya bisnis itu tidak mampu bertahan.

Demikian intisari dari gelaran Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2023 di Raia Hotel, Kuching, Sarawak, Malaysia, 30 November-1 Desember 2023. Rektor President University Prof. Dr. Chairy mengatakan tema ICFBE 2023, yakni Moving Forward, Moving Upward: Resilience and Innovation for Family Business and SMEs.

Tema ini menggambarkan semangat zaman, dan sekaligus tantangan bahwa lebih banyak hal lagi yang harus kita temukan. "Hal tersebut tercermin dalam topik-topik ICFBE kali ini yang menekankan pada penerapan praktek-praktek bisnis berkelanjutan dan pentingnya menavigasi kemajuan teknologi, termasuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular," papar dia dalam sambutannya.

Chairy mencontohkan strategi membangun bisnis keluarga yang tahan menghadapi tantangan global dan kondisi lingkungan yang begitu cepat berubah. Contohnya, perubahan iklim, pandemi Covid-19 atau perang Rusia-Ukraina yang dengan cepat mengubah lanskap bisnis.

"Dengan mengadopsi teknologi, termasuk teknologi digital, perusahaan keluarga bukan hanya akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan, tetapi juga bisa meningkatkan daya saing dan membangun bisnisnya secara berkelanjutan," tegasnya.

Pada 2023, Fakultas Bisnis, Presuniv memilih menyelenggarakan ICFBE di Malaysia. Penyelenggaraan konferensi internasional ini sekaligus menjadi simbol eratnya kerja sama lintas batas antara Indonesia dengan Malaysia. Kita akan selalu bersama-sama.

Untuk acara ini Preuniv berkolaborasi dengan Universiti Malaysia Sarawak, dan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Konferensi kali ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh ratusan peserta dan pembicara dari dalam dan luar negeri. Mereka, antara lain, datang dari Amerika Serikat, Australia, Hungaria, India, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Slovenia, dan Taiwan.

Hadir dalam pembukaan ICFBE 2023, Dr. Ayman El Tarabhishy, President & CEO International Council for Small Business (ICSB), Datuk Dr. Muhammad Abdullah bin Haji Zaidel, Deputy State Secretary Sarawak, Malaysia, for Economic Planning and Development, Walikota Jinju, Korea Selatan, Kyoo-il Jo, Rektor Internasional President University Prof. Ki-chan Kim, dan Vice Chancellor Universiti Malaysia Sarawak Prof. Datuk Dr. Mohamad Kadim Suadi.

Chairy mengungkapkan, Presuniv sudah menyelenggarakan ICFBE sejak tahun 2017. "Kami selenggarakan konferensi ini untuk mempercepat terjadinya kolaborasi antara kalangan akademisi, pemerintah dan praktisi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan keluarga dan entrepreneurship di Indonesia dan di dunia," kata dia.

Mengenai pemilihan lokasi di Kuching, lanjut Chairy, selain merefleksikan simbol betapa eratnya kerja sama antara Indonesia dan Malaysia. Mengenai pemilihan lokasi di Kuching, ungkap Prof. Chairy, ini karena kota tersebut sangat terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Di sana ada hutan hujan tropis yang luas dengan ekosistem yang unik.

Bisnis Berkelanjutan

Sementara, Datuk Dr. Mohamad Kadim Suadi menyatakan topik-topik yang dibahas dalam konferensi kali ini juga sangat strategis bagi para akademisi, kalangan pemerintahan dan praktisi bisnis keluarga. "Ini karena topik-topik konferensi banyak membahas tentang pentingnya menerapkan praktek-praktek bisnis yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan," tegas dia.

Datuk Dr. Muhammad Abdullah bin Haji Zaidel banyak memaparkan data kinerja bisnis perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah di Sarawak, Malaysia. "Lebih dari 50% perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah di Sarawak masih tertinggal dalam penerapan teknologi digital. Ini khususnya dalam bidang keuangan, akunting, termasuk manajemen operasional. Padahal, perkembangan teknologi, termasuk teknologi digital, menjadi salah satu kunci agar bisnis bisa terus tumbuh," ujarnya.

Pada ajang ICFBE 2023, Walikota Kyoo-il Jo, berbagi pengalaman tentang kotanya, Jinju, yang menjadi tempat tumbuhnya para pendiri perusahaan multinasional Korea Selatan, seperti Samsung, LG atau Hyundai.

"Para pendiri itu memulai bisnisnya dari skala kecil di Jinju sampai akhirnya tumbuh menjadi konglomerat besar di Korea Selatan. Sejarah bisnis mereka menjadi inspirasi bagi berkembangnya Korean Entrepreneurship, atau K-Entrepreneuship, di Korea Selatan," cerita Kyoo-il Jo.

Salah satu tata nilai dalam K-Entrepreneurship, ungkap Kyoo-il Jo, adalah sikap yang terbuka terhadap pengetahuan atau open minded. "Sikap semacam ini dimiliki oleh para pemimpin di Korea Selatan. Bahkan, sejak era Joseon atau kerajaan masa lalu. Sikap semacam itu dipertahankan terus menerus, sehingga membuat bisnis Korea Selatan berkembang sampai sekarang ini," ujarnya.

Sigit Witjaksono, Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Kuching, Sarawak, dalam sambutannya pada gala dinner menyampaikan apresiasi kepada President University karena menyelenggarakan konferensi internasional di Kuching. "Kami senang dan menyambut gembira kehadiran President University dan para peserta konferensi yang datang dari berbagai negara di Kuching," ucap Sigit.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top