Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Esperanto Bahasa Buatan untuk Komunikasi Universal

Foto : FRANK PERRY/AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Di Eropa pada masa lalu, perbedaan budaya, ras, agama, menjadi sumber sumber konflik yang tidak berkesudahan. Bahasa buatan Esperanto yang netral dan bebas bias budaya, diciptakan sebagai penengah dari pertikaian tersebut.

Pada abad 19 muncul ide untuk menciptakan bahasa netral yang bukan berasal dari satu bangsa dan budaya tertentu. Saat itu memang belum ada bahasa di dunia yang menonjol dan diterima luas seperti bahasa Inggris sekarang. Mereka perlu bahasa yang dapat dipakai untuk komunikasi luas di tengah konflik yang terjadi.
Dr Ludwik Lejzer Zamenhof dari Russia pada 1887 lalu memperkenalkan bahasa netral yang kemudian dinamakan Esperanto. Awalnya ia ingin menggunakan bahasa Latin, namun pilihannya kemudian pada bahasa buatan. Kosakata dan tata bahasanya berkembang secara acak dari waktu ke waktu melalui kebiasaan dan penggunaan, bukan rencana.
Logika yang dipakai Zamenhof dalam menciptakan bahasa buatan itu karena ada 5.000 bahasa berbeda di dunia saat itu. Setiap kali, dua orang dari asal etnis yang berbeda berbicara, orang yang bukan penutur asli selalu dirugikan. Baginya komunikasi internasional perlu difasilitasi dengan bahasa standar, bahasa yang sederhana, netral secara politik, dan bebas dari bias budaya, membawa perdamaian.
Tidak seperti bahasa alami, kosa kata dan tata bahasa Esperanto direncanakan dan diciptakan oleh penemunya dan muncul hampir sepenuhnya terbentuk. Sementara bahasa alami muncul karena proses berkembang ribuan tahun mengikuti perkembangan masyarakat.
Contoh bahasa Esperanto adalah laboro artinya bekerja, trinki artinya minum, Indonezio artinya Indonesia. Contoh kalimatnya patrino man?i rizo yang artinya ibu makan nasi. Contoh lainnya adalah mi iros al akarto venontsemajne artinya saya akan pergi ke Jakarta pekan depan.
Esperanto dikembangkan antara 1877-1885 oleh Zamenhof. Setelah sekitar sepuluh tahun perkembangannya, pada 26 Juli 1887 dia menerbitkan Unua Libro, tata bahasa pertama dari Esperanto, dengan menggunakan bahasa Russia, diikuti oleh versi dari beberapa bahasa lain dari 1887 sampai 1889.
Pada dekade-dekade awal penutur Esperanto biasanya berhubungan satu sama lain melalui majalah dan korespondensi. Pada 1905, Kongres Esperanto Dunia diadakan di Boulogne-sur-Mer, Prancis. Sejak itu kongress dunia diadakan setiap tahun kecuali ketika terjadi perang dunia.
Penggunaan bahasa Esperanto berkembang, dan banyak publikasi dan surat kabar dalam bahasa tersebut didirikan. Beberapa menganggap era '20-an sebagai zaman keemasan dalam penggunaan bahasa tersebut.
Karya-karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Esperanto misalnya adalah kitab Perjanjian Lama dan Hamlet karya Shakespeare. Literatur asli yang ditulis dalam bahasa Esperanto juga muncul, ditulis oleh kader pembicara yang terus bertambah.

Menyatukan Umat Manusia
Zamenhof memiliki harapan besar untuk bahasa barunya. Harapan itu dalam bahasa tersebut dinamakan esperanto, yang kemudian menjadi nama bahasa itu. Tujuan Zamenhof adalah untuk menyatukan umat manusia melalui media bahasa yang sama yang akan melampaui persaingan nasional.
Ide Zamenhof tentang bahasa persatuan lahir dari pengalamannya sebagai seorang Yahudi yang tumbuh di wilayah yang berada di Kekaisaran Russia. Pada periode itu, kondisi masyarakat sangat terpecah menurut garis etnis dan agama. Orang Jerman, Polandia, Yahudi, dan Russia di daerah kelahirannya menganggap satu sama lain sebagai musuh dan sering bentrok satu sama lain.
Dalam banyak hal, konflik etnis di dalam Kekaisaran Russia sejajar dengan konflik dan perang di seluruh dunia. "Keragaman bahasa adalah yang pertama, atau setidaknya yang paling berpengaruh, dasar untuk pemisahan keluarga manusia menjadi kelompok musuh," ucap Zamenhof.
Zamenhof berprofesi sebagai dokter mata tetapi memiliki hasrat seumur hidup untuk belajar bahasa. Dia sendiri dapat berbicara bahasa Jerman, Russia, Yiddish, Polandia, dan beberapa bahasa Latin, Inggris, dan Italia.
Bahkan ketika dia berkonsentrasi pada studi dan praktik medisnya, Zamenhof bermimpi menemukan cara untuk menyatukan umat manusia. Dia bersumpah untuk menemukan cara untuk menghancurkan kejahatan kekerasan sektarian dan menyatukan umat manusia dalam damai dan niat baik.
Bahasa buatan ini hampir sukses sejak awal. Ribuan kelompok terbentuk di seluruh Eropa, Amerika utara, dan bagian lain dunia. Dalam beberapa tahun, ada jutaan pengguna aktif. Konvensi dan pertemuan Esperantis dihadiri dengan baik, dan bahasa itu memiliki kehidupannya sendiri.
Orang-orang mulai menggunakannya dan buku-buku diterbitkan dalam bahasa buatan ini. Tampaknya impian Zamenhof akan menjadi kenyataan, Esperanto sedang dalam perjalanan untuk menjadi, jika bukan sebagai bahasa universal, setidaknya jembatan antara masyarakat dan budaya.
Bahkan, kerajaan kecil Moresnet, antara Belgia dan Jerman, menjadi negara pertama yang mengadopsi Esperanto sebagai bahasa resminya. Terdiri dari populasi multi-etnis dan terletak di antara kerajaan yang saling bersaing, bahasa ini menjadi solusi dalam kemajemukan itu.
Negara kecil itu memandang bahasa sebagai cara untuk bersikap netral dan tidak dalam lingkup pengaruh Jerman atau Prancis, walau tak berniat untuk menjadikan bahasa Esperanto sebagai bahasa resmi atau bahasa penutur bahasa. hay/I-1

Ditentang Tsar dan Hitler

Cita-cita Dr Ludwik Lejzer Zamenhof melahirkan optimisme masa depan umat manusia yang damai dengan menuturkan bahasa netral yang diterima banyak pihak. Sayangnya cita-cita itu nyaris hancur akibat terjadinya Perang Dunia I yang membuat gerakan penggunaan bahasa Esperanto mundur.
Ketika bahasa ini semakin berkembang, Tsar penguasa Russia, tempat bahasa itu lahir, mencium adanya plot penghasutan dengan penggunaan bahasa Esperanto. Pada 1895, ia melarang semua materi yang ditulis dalam bahasa ini.
Saat itu juga tidak ada komunikasi dalam bahasa buatan yang netral untuk mencegah pertumpahan darah karena dilarang. Negara kecil Moresnet yang menggunakan bahasa Esperanto pun pernah diserbu oleh Jerman. Setelah serbuan Jerman, negara itu aneksasi Belgia dan Prancis.
Serbuan kedua negara itu mengakhiri kemerdekaannya dan eksperimen sosialnya dengan bahasa Esperanto di Moresnet. Setelah Perang Dunia I, para pendukung bahasa ini melanjutkan usahanya mempopulerkan bahasa ini.
Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menerima laporan yang baik tentang bahasa tersebut dari Asisten Sekretaris Jenderalnya. Pada saat yang sama, di Jerman, Hitler mencela Esperanto di Mein Kampf sebagai alat dominasi dunia Yahudi dan melarang semua organisasi Esperanto.
Namun kebangkitan bahasa Esperanto setelah Perang Dunia I berakhir dengan tiba-tiba, harus berhenti lagi setelah berkuasanya Hitler ke tampuk kekuasaan Jerman. Dalam bukunya yang berjudul Mein Kampf, Hitler memilih Esperanto sebagai apa yang dia klaim sebagai konspirasi Yahudi internasional untuk mengambil alih dunia.
Penguasa Nazi menganggap pengguna bahasa ini sebagai musuh negara karena mereka adalah gerakan yang didirikan oleh seorang Yahudi. Hitler menjadikan para Esperantis atau penutur bahasa itu adalah target pertama untuk ditangkap dan dibunuh. Gerakan itu hancur lagi untuk kedua kalinya.
Zamenhof telah meninggal di usia 57 tahun pada 1917, tidak merasakan penderitaan siksaan Nazi itu. Namun putranya yang juga berprofesi sebagai dokter, dicopot dari posisinya dan ditembak. Putrinya meninggal di kamp maut Treblinka. Putrinya yang lain juga terbunuh selama Holocaust.
Esperanto hidup secara rahasia di kamp konsentrasi Nazi, di mana beberapa tahanan mengajar bahasa itu kepada tahanan lain. Untuk menyembunyikan aktivitas, mereka berdalih sedang sedang mengajarkan bahasa Italia, karena kedua bahasa itu terdengar agak mirip.
Sementara di era Uni Soviet, Esperanto dianggap sebagai pengaruh asing yang berbahaya. Meskipun pada awalnya mempromosikan bahasa tersebut, Josef Stalin pemimpin revolusi juga mulai menganiaya penuturnya, yang dibunuh atau dikirim ke Gulag, sebuah kamp kerja paksa.
Terlepas dari penghinaan dari Barat terhadap Esperanto, pada era '70-an, bahasa ini mendapat perhatian serius dari para sarjana linguistik, dengan banyak publikasi muncul di jurnal akademik. Mungkin dua sampai lima juta orang belajar atau berbicara bahasa tersebut.
Kini bahasa yang bercita-cita menjadi pemersatu dunia, mulai ditinggalkan. Sebaliknya, bahasa Inggris telah menjadi hal yang paling dekat dengan bahasa internasional apalagi saat ini hampir satu miliar orang tahu atau sedang belajar bahasa Inggris. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top