Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 23 Okt 2022, 13:57 WIB

Eropa Dihantui Bahaya Radiasi Cahaya dari Maraknya Pencahayaan LED

Studi Universitas Exeter mengklaim bahwa penelitian sebelumnya tentang efek polusi cahaya telah meremehkan dampak radiasi cahaya biru.

Foto: Science Advance.

Terlepas dari pencahayaan Light Emitting Diode (LED) yang lebih hemat energi dan menawarkan biaya operasional yang lebih murah, peningkatan radiasi cahaya biru atau blue light yang terkait dengannya terbukti menyebabkan sejumlah dampak biologis substansial di seluruh benua, khusunya Eropa.

Studi bertajuk Environmental risks from artificial nighttime lighting widespread and increasing across Europe yang dipublikasikan pada jurnal Science Advance itu menunjukkan komposisi spektrum emisi dari LED berdampak utama pada berkurangnya produksi melatonin, sebuah hormon yang mengatur pola tidur pada manusia dan organisme lain.

Melalui gambar yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peneliti di University of Exeter, Inggris menemukan perubahan jenis teknologi pencahayaan yang banyak digunakan untuk mencerahkan jalan dan bangunan di Eropa. Hasilnya, emisi berwarna oranye dari jenis lampu natrium yang lebih tua telah tergantikan oleh emisi berwarna putih yang dihasilkan LED. Emisi itulah yang mampu memperburuk kebiasaan tidur orang, dan pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan kronis dari waktu ke waktu.

Cahaya biru atau blue light juga dapat mengubah pola perilaku hewan termasuk ngengat dan hampir semua spesies kelelawar yang berkembang biak di Eropa. Hal ini terjadi karena komposisi spektral pencahayaan malam hari menjadi lebih putih dari LED dapat mengubah gerakan mereka menuju atau menjauh dari sumber cahaya. Namun, itu dampak itu tidak mempengaruhi spesies, Plecotus kolombatovici dan Rhinolophus blasii, yang terbatas di Eropa Tenggara, dan Myotis alcathoe, yang memiliki distribusi luas tidak hanya di Prancis tetapi juga beberapa wilayah di Spanyol utara dan Eropa Tenggara.

Menyebut transisi ke LED dilakukan tanpa mempertimbangkan biaya ekologi, Darren Evans, profesor ekologi dan konservasi di Universitas Newcastle, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan temuan itu selaras dengan hasil studinya yang menunjukkan penerangan jalan lokal telah secara dramatis mengurangi populasi serangga nokturnal. Senada, David Smith, dari badan amal konservasi Buglife mengatakan polusi cahaya dapat secara dramatis berdampak pada invertebrata, apakah itu cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari, atau bahkan mengurangi populasi spesies yang hidup di habitat yang diterangi lampu LED.

"Kita harus mempertimbangkan cahaya dari perspektif biologis yang lebih luas daripada hanya manusia (dan) kita harus fokus pada kualitas pencahayaan yang lebih baik yang selaras dengan alam kita. Kualitas yang lebih baik dan tingkat pencahayaan yang lebih rendah akan membantu menghemat energi, dan menurunkan biaya keuangan, sekaligus membuat lingkungan kita lebih aman untuk invertebrata," ujar Smith, seperti dikutip dari The Guardian.

LED sendiri merupakan salah satu jenis perangkat semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika dilewati arus listrik. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1962 dan berkembang untuk pencahayaan komersial pada 1980, LED yang sangat bagus untuk penerangan telah menerangi setiap sudut kota. Ukurannya yang ringkas, konsumsi energi yang rendah dan masa pakainya yang cenderung lama telah membuatnya digunakan dalam banyak hal. Mulai dari menggantikan LCD dalam hal pencahayaan latar televisi, sebagai backlighting pada gawai pintar atau smartphone untuk menghemat masa pakai baterai dan menghasilkan desain lampu latar yang lebih tipis, hingga sebagai papan display seperti rambu jalan, papan reklame, papan nama pada sejumlah toko.

Redaktur: Fandi

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.