Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan Internasional

Eropa-Amerika Latin Bahas Krisis di Venezuela

Foto : AFP/JUAN BARRETO

Nicolas Maduro

A   A   A   Pengaturan Font

MONTEVIDEO - Sebuah pertemuan internasional yang membahas upaya untuk mencari solusi bagi krisis di Venezuela, akan digelar di Montevideo, Uruguay, pada Kamis (7/2) waktu setempat.

Pelaksanaan pertemuan yang dihadiri oleh delegasi dari negara-negara Eropa dan Amerika Latin itu, bersamaan dengan makin memanasnya pertikaian politik antara ketua oposisi, Juan Guaido, dan Presiden Nicolas Maduro, terkait bantuan kemanusiaan internasional bagi Venezuela.

"Delegasi dari Uni Eropa (UE) dan delapan negara Eropa serta lima negara Amerika Latin akan melakukan pertemuan di Montevideo, Uruguay, dengan tujuan menciptakan kondisi bagi proses politik yang damai," demikian pernyataan narasumber diplomat dari Eropa.

Inisiatif ini pada awalnya dicetuskan oleh Meksiko dan Uruguay yang berperan sebagai "negara netral" yang membahas soal krisis Venezuela. Saat ini inisiatif itu telah berkembang menjadi pertemuan yang disebut sebagai "Kelompok Kontak" oleh UE pada pengujung Januari lalu, setelah negara seperti Costa Rica, Bolivia, dan Ekuador, turut bergabung.

Pada Rabu (6/2), Presiden Maduro, yang menolak ultimatum UE untuk menggelar pemilu presiden ulang, menyambut baik terlaksananya pertemuan internasional itu.

"Kami mendukung setiap langkah maupun inisiatif bagi memfasilitasi terlaksananya dialog," kata Presiden Maduro.

Sementara itu Guaido, yang pada 23 Januari lalu mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela dan saat ini telah diakui oleh 40 negara, menolak untuk berdialog dengan pemerintah pimpinan Maduro dan menyebut bahwa dialog itu merupakan taktik Maduro untuk mengulur-ulur waktu.

"Oposisi tak mau terjebak oleh setiap bentuk dialog yang palsu," kata Guaido.

Blokade Militer

Selain menolak untuk berdialog dengan Maduro, pemimpin oposisi sekaligus ketua Dewan Nasional, juga mengeluarkan kecaman pada militer yang setia pada Maduro karena telah memblokade jembatan di perbatasan untuk merintangi datangnya bantuan kemanusiaan.

"Militer Venezuela telah memilih untuk mendukung diktator yang tak punya sedikitpun rasa kemanusiaan atau memihak konstitusi," ucap Guaido saat sesi wawancara dengan sebuah stasiun radio Kolombia.

Blokade itu pun menyulut kemarahan Amerika Serikat (AS) yang telah bersusah payah berupaya agar bantuan kemanusiaan bisa segera masuk ke Venezuela dimana warganya saat ini amat kekurangan bahan kebutuhan pokok.

AS menjanjikan akan memberikan bantuan kemanusiaan bagi Venezuela senilai 20 juta dollar AS. Sementara Kanada dan UE berjanji akan memberi 40 juta dollar AS dan 7,5 juta euro.

"Warga Venezuela amat membutuhkan bantuan kemanusiaan. AS dan negara-negara lain telah berupaya untuk membantu. Namun militer Venezuela sengaja melakukan blokade bantuan kemanusiaan atas perintah Maduro," cuit Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, di media sosial Twitter.

Maduro telah menyatakan menolak semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Venezuela dengan alasan bahwa bantuan itu akan membuka jalan bagi invasi militer AS.

"Kami tak butuh bantuan, dan bantuan itu hanya iming-iming politik belaka. Negara imperialis tak bisa membantu siapapun di dunia ini," pungkas Maduro. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top