Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Ekonomi - Turki Ancam Amerika Serikat Cari Sekutu Baru

Erdogan Ajak Warga Turki Jual Dollar dan Euro

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengajak rakyatnya agar menjual uang dollar AS dan euro mereka dan menggantinya dengan lira.

Langkah tersebut bertujuan untuk membantu mengangkat nilai mata uang negara tersebut yang merosot tajam setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggandakan tarif impor baja dan aluminium atas Turki.

"Jika ada uang dollar di bawah bantal Anda, keluarkan. Jika ada uang euro, keluarkan. Segera berikan kepada bank untuk ditukar dengan lira Turki," seru Erdogan kepada para pendukungnya di Kota Unye, Sabtu (11/8) waktu setempat.

Nilai mata uang Turki, lira, terus jatuh akibat kebijakan moneter Erdogan, serta hubungan dengan AS yang semakin buruk. Pada Jumat, pekan lalu, mata uang lira melemah 14 persen menjadi 6,51 lira per dollar.

Ini membuat penduduk Turki menjadi lebih miskin dan mengikis kepercayaan investor internasional terhadap negara itu. AS merupakan tujuan ekspor baja terbesar Turki yang mencapai 11 persen dari total volume ekspor.

Pelemahan nilai tukar mata uang ini semakin menyakitkan karena negara ini membiayai pertumbuhan ekonominya menggunakan mata uang asing.

Ini merupakan penurunan terbesar dalam sehari sejak krisis keuangan di Turki pada 2001. Dampak penurunan meluas melalui pasar keuangan global, terutama pada pasar saham Eropa, yang terpukul karena para investor yang takut akan tekanan bank terhadap Turki.

Endorgan menggambarkan perjuangan rakyat Turki dalam membantu mendukung lira itu sebagai sebuah "perang kemerdekaan".

Karena itu harus dimenangkan. "Dengan melakukan hal ini, kita akan memperjuangkan perang kemerdekaan dan juga masa depan," tambahnya.

Erdogan meminta rakyat Turki tidak khawatir atas fluktuasi nilai tukar mata uang negara. Dia mengatakan Turki masih memiliki beberapa alternatif dari Iran, Russia, Tiongkok, dan beberapa negara Eropa.

Hormati Turki

Erdogan memperingatkan kepada AS agar tidak mempertaruhkan hubungannya dengan Turki. Dia bahkan mengancam negaranya akan mencari sekutu baru.

"Kecuali AS mulai menghormati kedaulatan Turki dan membuktikan bahwa negara itu paham tentang bahaya yang sedang dihadapi bangsa kita, relasi kita bisa dalam bahaya," kata Erdogan.

"Kegagalan untuk membalikkan tren unilateralisme dan tindakan tidak hormat ini mengharuskan kami untuk mulai mencari kawan dan sekutu baru," lanjut dia.

Hubungan antara dua sekutu NATO itu mencapai titik terendah, menyusul timbulnya berbagai masalah termasuk penahanan pendeta asal AS, Andrew Brunson, atas tuduhan teror.

Penangkapan pendeta Brunson sejak Oktober 2016 telah membuat hubungan AS dan Turki memburuk. Brunson merupakan pendeta Protestan yang memimpin gereja di Kota Aegean, Izmir, Turki.

Kini, dia menjadi tahanan rumah, setelah selama dua tahun mendekam di penjara atas tuduhan spionase dan mendukung kelompok teror. AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top