Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Enggan Sekolah Usai Liburan jadi Pertanda Anak Mengalami Sindrom Ini

Foto : Freepik/PVProduction

Ilustrasi anak mengalami post-vacation blues.

A   A   A   Pengaturan Font

Psikolog anak, remaja dan keluarga Rosdiana Setyaningrum mengimbau para orang tua untuk tidak menganggap sepele ketika sang anak enggan kembali bersekolah usai melewati masa libur semester.

Berbicara kepada Antara, Rosdiana mengingatkan anak bisa saja enggan kembali bersekolah karena mengalami post-vacation blues.

Sebagai informasi, post-vacation blues adalah sekumpulan perasaan negatif yang muncul usai menjalani liburan. Sindrom ini terjadi ketika seseorang merasa dan belum bisa menerima rasa kehilangan atas hal-hal menyenangkan yang terjadi selama liburan.

"Kalau dia enggan sekali, harusnya kita sebagai orang tua itu mesti cari tahu ada apa. Kemungkinan besar ada apa-apa di sekolah yang membuat dia itu nggak senang ke sekolah," ujar Rosdiana, seperti dilansir dari Antara.

Sosok psikolog lulusan Universitas Indonesia itu lantas mengimbau agar para orang tua mencari tahu alasan mengapa anak enggan ke sekolah. Untuk melakukan hal ini, para orang tua bisa membuka pembicaraan dengan pihak sekolah hingga psikolog.

"Apakah misalnya ada pelajaran-pelajaran yang dia takuti, apakah dia mengalami bully, apakah misalnya dia di rumah terlalu di-protect lalu dimanjain jadinya kurang mandiri sehingga ada di sekolah sendiri itu tidak menyenangkan buat dia. Kita harus lihat lagi alasannya kenapa," kata dia.

Pasalnya, jika kondisi post-vacation blues terus dialami sang anak, orang tua diharuskan untuk merefleksikan kembali kondisi anak selama liburan berlangsung. Apakah anak menikmati masa liburan atau justru merasa anxiety hingga depresi selama liburan.

"Itu yang harus kita perhatikan. Pokoknya anak-anak, kalau misalnya ada sesuatu yang kelihatannya berbeda itu harus kita aware," lanjut Rosdiana.

Menurut Rosdiana, jika rutinitas harian anak selama liburan seperti waktu bangun tidur, makan, dan durasi istirahat tidak berubah signifikan selama masa liburan, seharusnya anak akan tetap baik-baik saja ketika masa liburan berakhir.

Namun, dalam kasus yang kerap Rosdiana temui, terkadang beberapa anak justru kurang mendapatkan istirahat yang cukup selama liburan.

Entah itu karena aktivitas liburan yang padat atau karena tuntutan untuk tetap belajar. Hal ini disebut Rosdiana bisa saja membuat anak merasa enggan untuk kembali ke sekolah setelah liburan.

"Kalau mereka ada les dan lesnya itu melelahkan secara fisik, dan liburannya itu lelah secara fisik misalnya hiking, ada baiknya saat seminggu pertama mereka sekolah, nggak usah les dulu. Jadi supaya badannya adjust dulu," ujar dia.

Selain itu, Rosdiana juga menyarankan para orang tua untuk menyiapkan diri sendiri sebelum dan sesudah masa liburan.

Hal ini kian penting karena orang tua merupakan panutan anak mereka. Jadi, jangan sampai orang tua yang justru merasa enggan untuk kembali bekerja atau melakukan aktivitas rutin sehingga anak mungkin saja menangkap energi tersebut dan ikut-ikutan merasa malas.

"Harus siap sebelum liburan atau sebelum masuk lagi ke pekerjaan atau ke rutinitas. Kalau tanpa sadar orang tuanya ngeluh 'Aduh, besok ngantor lagi, nih, capek', anak-anak kan jadinya juga kayak menangkap 'Oh, nggak enak, ya'," kata Rosdiana.


Redaktur : Fandi
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top