Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha - BI Diharapkan Keluarkan Kebijakan Pelonggaran “Loan to Value”

Emiten Properti Optimistis di Tengah Beratnya Pasar

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Intiland Development Tbk (DILD) menilai pasar properti tahun ini masih cukup berat. Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis menghadapi kondisi pasar tahun ini seraya meluncurkan promo untuk meningkatkan penjualan Perseroan.

Sekretaris Perusahaan Intiland, Theresia Rustandi, mengatakan pada dasarnya tahun ini untuk properti masih berat, tetapi pihaknya harus optimistis menghadapi tahun ini sehingga diharapkan kondisi pasar bisa jauh lebih baik. Saat ini, kondisi pasar properti itu seperti diam dan tidak bergerak.

"Pasarnya diam. Penjualan ada tapi tidak gerak. Sementara Intiland saja kalau mau meluncurkan produk harus tes pasar terlebih dahulu sehingga kita punya benchmarking. Kalau jualan apartemen minimal 60 persen terjual, baru kita launching atau bangun. Tapi kalau tidak 60 persen, kami tidak bangun dan luncurkan juga," ungkap dia, di Jakarta, baru-baru ini.

Intiland yang baru saja meluncurkan promo smart deal, dari promo tersebut diharapkan dapat mendorong penjualan Perseroan, apalagi melihat tanggapan dari pasar juga cukup baik untuk promo tersebut. "Meskipun kondisi pasar properti belum pulih seutuhnya, tapi dengan adanya program-program khusus konsumen bisa menggairahkan industri properti," kata dia.

Menurut Theresia dari promo smart deal kontribusinya cukup besar pada penjualan Perseroan, walaupun besaran angkanya belum bisa disebutkan karena program tersebut masih berjalan. Namun, bila tidak ada program tersebut di tengah kondisi industri yang seperti ini akan sulit.

"Terutama di semester pertama yang ada momentum Lebaran dan liburan sekolah sehingga dirasa sangat berat. Makanya kita harapkan tidak cuma Intiland, tetapi pengembang lain juga bisa ikut memberikan insentif-insentif khusus buat konsumen," ucap dia.

Penjualan Naik

Perseroan menilai penjualan baru akan membaik dan terjadi kenaikan pada bulan Agustus, September, dan Oktober baru naik. Meskipun penjualan terasa membaik sudah terjadi di bulan Mei, namun di Juni dan Juli agak sulit terbentur Lebaran dan libur sekolah.

Terkait dengan kenaikan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR), Theresia berharap tidak terlalu berpengaruh banyak ke industri properti. Diharapkan agar suku bunga KPR/KPA bisa 2 persen di atas 7DRR yang berada di level 4,75 persen maka suku bunga KPR/KPA bisa 6,75 persen. "Kita harapkan walaupun BI mengeluarkan kenaikan suku bunga, tapi perbankan diharapkan juga arif.

Mereka butuh adjustment 3-6 bulan dan tidak serta merta semuanya naik dua digit," imbuh dia. Sementara itu, terkait wacana pelonggaran loan to value (LTV), Theresia menegaskan bahwa pelonggaran LTV itu sangat diharapkan oleh pengembang. Sebab dengan pelonggaran LTV bisa membuka pasar lebih luas.

Sebab apabila salah satu investor mengandalkan KPR/KPA pasti tidak bisa masuk karena tidak boleh membeli produk yang indent. Sementara investor juga membutuhkan produk yang indent karena harga presale atau yield-nya lebih tinggi. Kedua, bagi konsumen yang riil bila ingin membelikan untuk anaknya juga tidak bisa.

"Jadi, bagaimana mungkin pengembang jualan barang yang sudah jadi, kecuali ready stock. Bagaimanapun semua pengembang pasti menggandalkan presale. Di situlah, kami berharap LTV diperlonggar. Apalagi Gubernur BI cukup support untuk industri properti supaya bisa lebih mapras," tambah dia.

Sekadar informasi, hingga kuartal pertama 2018, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar 709,2 miliar rupiah, melonjak sebesar 310 miliar rupiah atau 78 persen, dibandingkan perolehan periode sama 2017 yang mencapai 398,7 miliar rupiah.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top