Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

Emiten Properti Anggarkan Capex Rp2,5 Triliun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten properti, PT MNC Land Tbk (KPIG) menganggarkan belanja modal (capital expendicture/capex) tahun ini sebesar 2,5 triliun rupiah. Alokasi penggunaan dana capex ditujukan untuk pembangunan beberapa proyek Perseroan seperti di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dan Bali.

Direktur MNC Land, Erwin R. Andersen, mengatakan, dari total capex sebesar 2,5 triliun rupiah ditujukan untuk proyek di Lido 1,3 triliun rupiah, Park Hyatt Hotel di Jakarta dan apartemen Surabaya 1,1 triliun rupiah, proyek di Bali 100 miliar rupiah, dan sisanya untuk lain-lain. "Jadi dari capex 2,5 triliun rupiah dibagi antara proyek di Lido dan Bali, serta proyek eksisting pembangunan hotel dan apartemen yang ada di Surabaya dan Jakarta," ungkap dia di Jakarta, pekan lalu (26/4).

Pendanaan capex kombinasi antara ekuitas, penerbitan saham baru atau rights issue, dan pinjaman perbankan, sehingga pihaknya belum ada rencana menerbitkan surat utang. Menurut Edwin, pihaknya akan rights issue dengan melepas sekitar 20 persen saham baru. "Jadi dari total kebutuhan capex 20 persen dari rights issue," jelas dia.

Sementara pendanaan dari pinjaman perbankan juga tengah dibidiknya sekitar 70 persen. Kendati demikian nilai yang diincar dari penerbitan rights issue masih akan dihitung lagi sesuai kebutuhannya. Bagaimanapun alokasi capex 2,5 triliun rupiah tersebut tidak langsung dipakai di awal. Untuk proyek di Bali, Perseroan berencana menambah luas lahan mencapai 130 hektare dari saat ini yang telah dimilikinya seluas 110 hektare.

Meski begitu penambahan lahan tersebut tidak dalam waktu dekat ini dan disesuaikan dengan kebutuhan. "Saat ini kami fokus dulu di Lido dan Bali," ucap dia. Proyek di Bali pada bulan Agustus sudah masuk preselling meliputi vila dan kondominium. Dilanjutkan dia, preselling itu periode menawarkan secara personal ke calon pembeli sehingga belum diekspos ke pasar.

"Jadi lebih ke pendekatan personal terlebih dulu," tambahnya. Edwin menjelaskan, outlook bisnis Perseroan tahun ini mengacu pada Westin Hotel di Bali sangat prospektif. Sebab, kalau dilihat dari tahun lalu sampai Agustus dan September 2017 lalu, sebelum adanya musibah gunung Agung meletus sangat prospektif. Bahkan, occupancy rate bisa mencapai sekitar 85 persen, sedangkan rata-rata occupancy rate di Bali 70-75 persen.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top