Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

Emiten Pelayaran Divestasi Kapal USD12 Juta

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PPSSI) mendivestasi Fasilitas Muatan Apung (Floating Loading Facility/FLF) yakni armada Ratu Barito dengan nilai sekitar 12 juta dollar AS.

Perseroan pun siap mengejar peluang pasar baru pasca divestasi aset. Penyelesaian transaksi divestasi ini ditandai dengan serah terima secara fisik unit tersebut pada galangan kapal yang berada di Cilegon, Banten.


Sekretaris Perusahaan Pelita Samuder Shipping, Imelda Agustina Kiagoes, mengatakan transaksi divestasi ini bernilai sekitar 12 juta dollar AS atau setara dengan sekitar 196 miliar rupiah (asumsi nilai tukar berada di level 14.892 rupiah per dollar AS) yang mencerminkan 39 rupiah per saham. Aset telah dijual kepada PT Maritim Barito Perkasa.


"Divestasi aset sebesar 12 juta dollar AS akan membantu Perseroan untuk membangun kapasitas pertumbuhan yang lebih kuat lagi ke depannya, didukung oleh posisi keuangan yang kuat (Rasio Gearing dan Net Gearing masing-masing sekitar 0,45x dan 0,27x per 30 Juni 2018)," jelas Imelda di Jakarta, Rabu (24/10).


Sebagai penyedia jasa logistik terpadu dan solusi pelayaran, Perseroan ingin memberikan kontribusi kepada usaha strategis Indonesia melalui pengembangan produk tambang yang bernilai tambah lebih tinggi dipadu dengan teknologi pemrosesan mineral yang mutakhir.


Perseroan juga berencana untuk ekspansi pasar demi mendapatkan basis pelanggan yang lebih besar dengan menargetkan industri logam dan mineral dengan hasil dari divestasi aset dan juga didukung oleh dana internal dan eksternal.


Imelda menjelaskan, dengan divestasi FLF Ratu Barito, Perseroan memiliki dan mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 set kapal tunda dan tongkang, 3 unit FLF, 1 unit Floating Crane (FC),

dan 1 unit Mother Vessel (MV) kelas Handymax dengan total kapasitas angkut dan kargo sebesar 468 ribu dead weight ton (dwt), melayani lebih dari 30 pelanggan, terutama perusahaan tambang batu bara dengan kontrak spot dan jangka panjang dan area operasi di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Sumatera.


Hingga akhir 2017, Perseroan telah berhasil menambah 12 unit kapal tunda, 10 unit tongkang dan 1 unit MV kelas Handymax ke dalam armada operasionalnya.

Hal ini menunjukkan konsistensi Perseroan untuk dapat tumbuh secara bertahap, sekaligus mengejar pertumbuhan permintaan kebutuhan energi berbasis batu bara Indonesia untuk produksi listrik nasional.


Sebelum tuntasnya transaksi divestasi aset, Perseroan mencatatkan laba bersih sepanjang semester pertama 2018 sekitar 4,1 juta dollar AS melonjak 20 kali lipat, dibandingkan pencapaian sekitar 0,2 juta dollar AS di semester pertama 2017.

Pendapatan selama semester pertama 2018 sekitar 31,1 juta dollar AS atau meningkat 56 persen, dibandingkan semester pertama 2017 sebesar 19,9 juta dollar AS. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top