Elon Musk Siap Aktifkan Starlink Usai Pemerintah Iran Batasi Akses Internet
Ilustrasi.
Setelah melakukan analisis independen menggunakan "sistem deteksi interferensi yang dirancang khusus," Eutelsat yakin bahwa sinyal interferensi berasal dari dalam Iran, di mana gangguan sejenis itu dilaporkan terjadi dengan membombardir satelit dan/atau penerimanya dengan noise pada frekuensi radio yang sama dengan transmisi yang dimaksudkan.
"Sebagai hasil pengukuran yang dilakukan dengan sistem deteksi interferensi yang dirancang khusus, Eutelsat menyimpulkan bahwa transmisi uplink dari semua operator interferensi ini berasal dari Iran," bunyi pernyataan Eutelsat seperti dikutip Koran Jakarta pada Senin (10/10).
Tuduhan itu muncul saat protes atas kematian seorang wanita kurdi, Mahsa Amini (22) setelah ditahan karena dianggap berpakaian tidak pantas oleh polisi moral Iran, masuk minggu ketiga.
Eutelsat juga telah memberitahu otoritas terkait di Iran dan menuntut agar operasi jamming segera dihentikan secara permanen. Menurut pernyataan itu, Eutelsat telah memberitahu pihak berwenang Iran bahwa jenis jamming yang disengaja ini secara eksplisit dilarang oleh International Telecommunication Union (ITU) yang merupakan badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi. Jamming dilarang dalam Radio Regulations (RR) No. 15.1 yang menyatakan bahwa "semua stasiun dilarang melakukan transmisi yang tidak perlu, atau transmisi sinyal yang berlebihan, atau transmisi sinyal palsu atau menyesatkan.
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya